Sosok.ID - Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro atau yang sering dikenal dengan sapaan Indro Warkop bukan lagi sosok asing di dunia hiburan Tanah Air.
Bersama grup lawak Warkop DKI, nama Indro melambung menjadi salah satu pelawak hebat sampai saat ini.
Bergabung dengan kelompok yang digawangi oleh Dono dan Kasino serta dirinya, Indro pun mulai dikenal dan membintangi sejumlah judul film komedi.
Meski nama ketiga personil grup lawak ini cukup tersohor namun ketiganya tak lupa dengan tanggung jawab perihal pendidikan.
Ketiganya sukses menjadi lulusan dari universitas kenamaan di Jakarta.
Namun siapa sangka di balik kesuksesan sebagai pelawak kawakan, Indro Warkop DKI bukanlah sosok sembarangan.
Bahkan sang ayah adalah saah satu sosok terpenting di awal berdirinya Indonesia sebagai sebuah negara.
Nama ayah Indro ternyata juga terdapat di berbagai buku sejarah yang membuktikan bahwa sosok ayah pelawak tersebut bukan sosok sembaranga.
Moehamad Oemargatab, mungkin terdengar asing di telinga kita tetapi sosok tersebut cukup berpengaruh di kepolisian Republik Indonesia.
Sosok ini adalah pendiri lembaga intelijen atau yang sekarang dikenal sebagi Badan Intelijen Negara (BIN).
Ternyata Oemargatab adalah ayah dari pelawak senior Tanah Air, Indro Warkop DKI.
Dalam berbagai catatan sejarah jasa Oemargatab tak bisa disepelekan begitu saja.
Seperti yang pernah terdapat di majalah Kan Po, terbitan tahun 1943 Oemargatab telah menjadi seorang petugas kepolisian di jaman penjajahan Jepang dengan pangkat inspektur dan bertugas di Banyumas.
Dalam berbagai arsip di periode Revolusi atau setelah proklamasi kemerdekaan, beberapa arsip itu menunjukkan sosok Oemargatab tetap menjadi salah satu pejabat cukup hebat.
Sekitar tahun 1948, Oemargatab sudah menjadi Kepala bagian pengawas Aliran Masyarakat (PAM) di Yogyakarta.
Dalam artikel berjudul "Intelijen Negara dan Intelijen Keamanan" yang termuat di buku Negara, Intel, dan Ketakutan (2006: 71), Muradi menyebut Oemargatab sebagai pemimpin pertama PAM.
mengutip dari buku 20 Tahun Perkembangan Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (1967), Pendirian PAM dimaksudkan untuk mengganti Polisi Bagian Politik.
“[PAM] mempunyai tugas mengawasi aliran-aliran yang membahayakan negara dan bekerjasama dengan masyarakat,” catat buku itu (hlm. 242).
Ternyata tugas PAM yang digawangi ayah Indro Warkop ini cukup strategis.
Salah satunya di bawah kepemimpinan Oemargatab sebelum pecah peristiwa PKI Madiun, PAM telah mengencium pergerakan para anggota PKI tersebut.
“Pihak musuh akan mempergunakan kekeruhan-kekeruhan di dalam negeri, untuk melakukan siasat pengacauan atau penyerbuan yang akan menguntungkan mereka,” tulis Oemargatab, seperti tercantum dalam "Arsip Djogja Documenten nomor 334: Laporan Djawatan Kepolisian Indonesia Bagian PAM Perihal Bahaya Perang Saudara 27 Februari 1948".
Setelah PAM berganti menjadi Intelkam atau Dinas pengawasan Keselamatan negara (DKPN) berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah No.Pol: 4/2/28/UM tanggal 13 Maret 1951.
Nama Oemargatab masih bercokol sebagai pimpinan di divisi tersebut.
“Keselamatan negara di sini juga keselamatan bangsa yang tidak menyinggung aliran-aliran masyarakat,” tulis buku 20 Tahun Perkembangan Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (hlm. 243).
Tugas dari kelompok ini pun tetap sama yakni untuk menjadi pengintai atau mata-mata atau intelijen bagi negara.
Baca Juga: Mengenal Rudy Badil, Sahabat Soe Hok Gie dan Pendiri Warkop DKI yang Terlupakan
DKPN inilah yang kemudian pada tahun 2002 silam berubah menjadi Badan intelijen Negara (BIN) hingga hari ini.
Dengan demikian ternyata sosok ayah dari Indro Warkop DKI ini tak bisa diremehkan.
Baca Juga: Fakta Hanna Kasino, Putri Kasino Warkop DKI yang Kini Jualan Kue Untuk Hidup
Bahkan bisa dikatakan salah satu tokoh penting berdirinya Indonesia sebagai sebuah negara. (*)