Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

KBRI Myanmar di Demo Pendukung Aung San Suu Kyi : Indonesia Jangan Bernegosiasi dengan Junta Militer!

Seto Ajinugroho - Kamis, 25 Februari 2021 | 22:20
KBRI Myanmar di Demo Pendukung Aung San Suu Kyi : Indonesia Jangan Bernegosiasi dengan Junta Militer!
Xinhua

KBRI Myanmar di Demo Pendukung Aung San Suu Kyi : Indonesia Jangan Bernegosiasi dengan Junta Militer!

Sosok.ID - Indonesia adalah motor utama ASEAN.

Keberadaan Indonesia di Asia Tenggara tak ubahnya gelandang jangkar dalam sepak bola, dimana perannya sangat dibutuhkan tim ketika menyerang maupun bertahan.

Maka tak heran bila saat ini kudeta Junta Militer Myanmar menuntut Indonesia turut andil dalam penanganan masalah ini.

Kondisi politik di Myanmar masih memanas. Di tengah kondisi tersebut, Menteri luar negeri dari junta militer Myanmar dilaporkan menggelar pembicaraan dengan Indonesia dan Thailand.

Baca Juga: Tudingan Elza Syarief Bisa Jadi Senjata Mematikan untuk Nikita Mirzani, Nyai Tak Terima Dituduh jadi Informan, Kuasa Hukum: Ini Sangat Membahayakan

Agenda dari Wunna Maung Lwin itu terjadi setelah Asia Tenggara berusaha meredam gejolak karena kudeta pada 1 Februari. Keputusan angkatan bersenjata menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan tokoh politik lainnya menuai kecaman internasional.

Tindakan kudeta militer itu menyebabkan ribuan orang dari berbagai lapisan masyarakat turun ke jalan dan berdemonstrasi.
Pertemuan itu terjadi setelah Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi disebut tidak akan segera terbang ke Naypyidaw.

Adalah juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sanrat, yang membenarkan adanya pertemuan tripartite. Wunna Maung Lwin bertemu saat Menlu Retno juga menggelar pertemuan dengan Menlu "Negeri Gajah Putih", Don Pramudwinai.

Baca Juga: Keras Tabiatnya Jika Menyangkut Prinsip, Ariel NOAH Diterawang Mbak You Bikin Sophia Latjuba Mikir 2 Kali untuk Naik Pelaminan: Kurang Dihargai ya

"Kami tidak merencanakannya. Tetapi benar (ada pertemuan)," ujar Tanee dalam pesan singkat kepada awak media setempat.

Sumber di Bangkok mengungkapkan, pertemuan antara Don, Retno Marsudi, dan Wunna terjadi atas prakarsa "Negeri Gajah Putih".

Sebelumnya Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha, yang berkuasa pada 2014 juga melalui kudeta, berujar isu Myanmar sudah ditangani kemenlunya.

Prayut mengatakan bahwa dua negara Asia Tenggar itu merupakan "tetangga yang baik", sebelum menolak menjawab lebih lanjut.

Baca Juga: PLA Tewas di Medan Perang vs India Jadi Bahan Provokasi Jepang, China Ingatkan Siap Melawan: Liar dan Tak Berdasar!

DilansirAFPRabu (24/2/2021), sebelumnya KBRI di Yangon harus menghadapi ratusan demonstran, selama dua hari beruntun. Para pengunjuk rasa marah karena Jakarta memertimbangkan negosiasi dengan junta militer, yang secara resmi bernama Dewan Pemerintahan Negara.

Demonstran membawa berbagai spanduk untuk meluapkan kemarahan, seperti "berhenti bernegosiasi dengan mereka", atau "Indonesia, jangan mendukung diktator".

"Dewan Pemerintahan Negara milik militer bukan pemerintahan kami yang sah," kata salah satu peserta, Seinn Lae Maung.
Datang dengan menggambar bendera Myanmar di wajahnya, Seinn menyerukan supaya Jakarta bersedia mendengarkan suara rakyat. Sejak kudeta pada 1 Februari, negara yang dulunya bernama Burma itu dilanda berbagai gelombang unjuk rasa menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi.

Tatmadaw, nama resmi militer, membenarkan tindakan mereka dengan menyebut Suu Kyi sudah melakukan kecurangan dalam pemilu.

Namun dunia internasional melihatnya sebagai kudeta.(*)

Sumber : Kontan

Source : kontan

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x