“Kepalanya sudah membusuk, maaf- dari telinga dan matanya keluar belatung. Sebagian kulit kepalanya juga sudah mengelupas. Kondisi badannya kurus kering. Tubuhnya juga sudah tidak bergerak sama sekali," papar Dede.
Jasad Diki kemudian diantar menggunakan ambulans desa menuju rumah ayahnya di Cikalongkulon, Cianjur. Sementara Dede pulang ke Cipanas.
“Saat itu saya turut bantu mengevakuasi. Namun, tidak ikut antar ke rumahnya," ucapnya.
Berselang setahun kemudian pada tahun 2018, anehnya Diki ditemukan kembali hidup meski mengalami gangguan kejiwaan.
Tetapi ketika bertemu Dede, Diki masih sempat mengenali rekan kerjanya tersebut.
"Dia masih mengenali saya, kita sempat ngobrol. Namun, bicaranya sudah melantur. Saya tanya soal kejadian dulu juga seperti orang linglung jawabannya,” terangnya.
Diketahui, Dede pernah mengajak Diki bekerja di Rumah Singgah Sampah Cipanas sebagai pertugas kebersihan.
Bahkan di tahun 2017 sebelum ditemukan tewas dengan kondisi memprihatinkan, Diki sempat menikah, di mana Dede menyaksikannya.
"Waktu itu di tahun 2017, saya berikan saran ke Diki untuk istirahat atau tidak bekerja sementara di Rumah Singgah Sampah Cipanas, karena kondisi kejiwaannya."
"Di tahun 2017 juga saya nikahkan Diki sama perempuan asal Kampung Pasir Cina Kecamatan Pacet," katanya, dilansir dari Tribun Jabar.