Sosok.ID - Warga yang hendak memilih sosok wali kota pastinya memiliki kriteria masing-masing.
Salah satunya adalah janji yang ditawarkan oleh para calon wali kota.
Tapi, warga kerap kali kecewa dengan pilihannya karena sang wali kota justru tak menepati janjinya setelah menjadi pemimpin.
Bukan tidak mungkin, warga yang kecewa itu akan berbuat nekat kepada sang wali kota, seperti warga di sebuah kota di Meksiko yang satu ini.
Seorang wali kota di Meksiko menjadi sasaran amukan pemilihnya lantaran tidak menepati janji kampanye.
Adalah Oscar Ramirez Aguilar, Wali Kota Frontera Comapala, Meksiko, yang menjadi sasaran amukan massa tersebut.
Massa yang marah menangkap dan mengikat Aguilar ke sebuah pohon sebagaimana dilansir Kompas.com dari Daily Star, Kamis (14/1/2021).
Massa yang berasal dari 11 wilayah berbeda tersebut mengamuk lantaran janji kampanye mengenai ketersediaan air bersih tak kunjung ditepati.
Selama kampanye, Aguilar memang menjanjikan ketersediaan air bersih yang cukup bagi para warga.
Dia berjanji akan membangun pemukiman yang berkualitas lengkap dengan fasilitas pengolahan air bersih.
Setelah terpilih, Aguilar memang membangun fasilitas pengolahan air.
Namun fasilitas tersebut tak seperti yang diharapkan dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Akhirnya, para warga menyambangi fasilitas pengolahan air tersebut dan menemukan fakta bahwa fasilitas itu kondisinya tidak bagus.
Surat kabar lokal, Cuarto Poder, melaporkan para warga sebenarnya sangat mengharapkan manfaat dari fasilitas tersebut. Namun kenyataannya justru berbanding terbalik.
Sebuah video yang diunggah di Twitter menunjukkan kemarahan beberapa warga yang melihat betapa menyedihkannya fasilitas pengolahan air bersih itu.
"Di beberapa bagian bocor. Di bagian lain, mereka menyumbat lubang dengan sembarangan," ujar salah satu warga dalam video itu.
Para pengunjuk rasa yang marah kemudian menagih janji kepada Aguilar dan mengikat wali kota itu ke pohon.
Berdasarkan foto yang beredar, wali kota itu tampak mengenakan kemeja dan celana jins, serta masker untuk menutupi wajahnya.
Sementara warga yang marah terlihat mengelilingi dirinya yang terikat di pohon.
Setelah berjanji untuk memperbaiki fasilitas tersebut, wali kota itu akhirnya dibebaskan warga usai diikat selama dua jam, lapor Cuarto Poder.
(Danur Lambang Pristiandaru/Kompas.com)