Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Detik-detik Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, Air Laut Naik 15 Meter Disertai Dentuman Dahsyat, Nelayan Takut Tsunami: Waktu Itu Gelap Sekali..

Rifka Amalia - Selasa, 12 Januari 2021 | 19:00
Prajurit TNI mengevakuasi serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ182, Minggu (10/1/2021).
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Prajurit TNI mengevakuasi serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ182, Minggu (10/1/2021).

Dijelaskan Eko, ketiga nelayan itu bercerita kondisi perairan saat itu tengah dilanda hujan lebat sekitar pukul 15.00-15.30 WIB.

Seketika aktivitas mereka terhenti karena mendengar suara dentuman keras. Ketiga nelayan itu mengaku mendengar jelas dentuman karena jarak mereka hanya sekitar 100 meter dari lokasi pesawat jatuh. Yang semakin meyakinkan, adanya air naik beserta serpihan logam ke atas setinggi 15 meter.

"Nelayan itu mendengar suara dentuman keras sekali, terus air naik ke atas sampai 15 meter."

Baca Juga: Kenal Dekat dengan Kapten Afwan Pilot Sriwijaya Air SJ182, Begini Kesaksian Arie Untung Tetang Kebiasaan Kakak Kelasnya: Mau Terbang Lari Dulu ke Musala!

"Situasi saat itu hujan deras, dia perkirakan antara 100 sampai 150 meter jaraknya dengan lokasi. Di hujan deras sebenarnya untuk penglihatan jarak pandang itu nggak bisa terlalu keliatan," kata Eko.

Awalnya, ketiga nelayan itu tidak curiga dentuman keras itu merupakan pesawat SJ 182 yang terjatuh.Mereka justru khawatir adanya tsunami.

"Dikira apa ini, bencana tsunami dan sebagainya ternyata setelah air itu naik ada serpihan-serpihan itu diduga ada jatuh kapal, mereka melaporkan Kapospol, kemudian lapor ke Kapolsek, akhirnya kan kita tindak lanjuti laporan ke atas," jelasnya.

Dari laporan itu, tim langsung mengecek kejadian awal mula dugaan pesawat jatuh dan ditemukan kabel-kabel.

Baca Juga: Ingin Lihat Wajah Bayinya yang Baru Lahir, Yaman ZaiTersedu-sedu Menunggu Istri dan 3 Anak Turun dari Sriwijaya Air SJ 182: Mereka Tidak Datang..

"Kecamatan Polsek Kepulauan Seribu Selatan turun langsung dengan alat seadanya dengan para nelayan ya yang ditemukan kabel-kabel itu, serpihan kabel-kabel ada empat bagian itu sore itu," ujarnya.

Usai kejadian, kata Eko, tidak ada satu pun nelayan yang berani mendekat ke lokasi kejadian. Ia juga tak mengetahui apakah ada penumpang yang masih hidup sesaat usai kejadian.

"Mereka nggak berani mendekat beralasan dikira musibah tsunami atau apa, mereka masih bertanya-tanya apa ini, makanya mereka langsung cepet kembali, langsung lapor," ujarnya.

Source :Serambinews.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x