Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pesawat Indonesia Sering Jatuh Jadi Sorotan Media Asing, Pernah Dilarang Terbang ke AS dan Uni Eropa

Rifka Amalia - Selasa, 12 Januari 2021 | 09:13
Foto: Pesawat Sriwijaya Air PK-CLC yang hilang kontak di Kepulauan Seribu.
(dok jetphotos.com via flightradar24)

Foto: Pesawat Sriwijaya Air PK-CLC yang hilang kontak di Kepulauan Seribu.

"Badan Penerbangan Federal AS memberi Indonesia peringkat Kategori 1 pada 2016, yang berarti menetapkan negara tersebut mematuhi standar keselamatan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional," imbuh AP menguraikan.

AS sebelumnya pernah menurunkan peringkat keamanan penerbangan Indonesia ke Kategori 2 pada 2007-2016.

Baca Juga: Niat Pulang Kampung Tak Direstui Ibu, Mahasiswa Ini Berhasil Lolos dari Maut Pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Bersyukur sang Ibunda Menyuruhnya Fokus UAS Alih-alih Pulang ke Rumah

Jika Bloomberg dan AP menyoroti penyebab kecelakaan pesawat di Indonesia secara keseluruhan, Channel News Asia (CNA) dan New York Times mempertanyakan kondisi pesawat dan kru yang baru kembali setelah "libur panjang" selama pandemi virus corona.

"Maskapai ini (Sriwijaya Air) pada akhir 2019 mengakhiri kemitraan selama setahun dengan maskapai nasional Garuda Indonesia, dan beroperasi secara independen," tulis CNA pada Minggu (10/1/2021).

Dalam artikel berjudul "Sriwijaya Air crash places Indonesia's aviation safety under fresh spotlight", CNA juga menyebutkan separuh lebih armada Sriwijaya Air sempat dikandangkan Kementerian Perhubungan karena faktor kelaikan terbang.

Namun pimpinan maskapai Sriwijaya Air pada Sabtu (9/1/2021) menyebut pesawat SJ 182 beroperasi dalam kondisi baik.

Dikandangkannya pesawat-pesawat selama awal pandemi virus corona lalu disorot New York Times.

Baca Juga: Nyaris Jadi Korban dalam Maut SJ-182, Begini Kesaksian Calon Penumpang Sriwijaya Air yang Jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Bersyukur Gagal Terbang karena Tunggu Hasil PCR SWAB

Dikatakan bahwa para pilot merasa mulai dari awal lagi setelah jeda sebulan, ujar Captain Rama Noya, Ketua Asosiasi Pilot Indonesia yang juga penerbang Sriwijaya Air.

Kesulitan untuk mendapatkan sentuhan terbaik masih dialami, meski Sriwijaya Air memiliki dua simulator penerbangan untuk model 737 yang lebih tua, tulis NYT.

"Mental kru terpukul karena pemotongan gaji akibat pandemi, dan dengan jam terbang bulanan rendah, kinerja kru harus diperhatikan," ucap pakar aviasi indepen Indonesia, Gerry Soejatman, yang dikutip New York Times.

Source :Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x