Ia mengaku terakhir berkomunikasi dengan istrinya pada pukul 13.20 WIB. Setelah itu, ia tak lagi dapat menghubungi keluarganya.
"Tadi terakhir kontak saya setengah 2 siang tadi, mereka sudah di bandara (Seokarno-Hatta), makanya saya tunggu tunggu, palingkan biasa satu jam sudah sampai, tapi ditunggu tidak datang, di telpon tidak aktif," katanya.
Baca Juga: Ada Potongan Tubuh Ditemukan yang Diduga Milik Penumpang Sriwijaya Air SJ182
Untuk diketahui, pesawat dengan call sign SJY182 bernomor lambung PK-CLC itu lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.36 WIB.
Namun pesawat itu hilang kontak di Kepulauan Seribu sekira pukul 14.40 WIB.
Saat hilang kontak, Sriwijaya Air SJ 182 tidak memancarkan sinyal emergency location transmitter (ELT).
Badan SAR Nasional (Basarnas) kemudian melakukan komunikasi dengan pihak Australia mengenai sinyal ELT tersebut. Namun Australia juga tidak menangkap sinyal bahaya.
Adapun Minggu (10/1/2021) Basarnas kembali melakukan pencarian jejak jatuhnya pesawat menggunakan dua metode. Yakni di atas laut dan di bawah permyukaan laut.
"Kami mencari dengan di atas permukaan laut dengan menggunakan helikopter dari TNI AU, satu lagi dari Basarnas," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito, melansir Kompas.com.
"Untuk di bawah permukaan laut, kita menggunakan kapal-kapal yang mempunyai perlengkapan zona, di antaranya KRI Rigel yang diberikan bantuan dari Pangloma TNI," lanjutnya.