Latar belakang penyerangan Pearl Harbor
Di akhir tahun 1930-an, kebijakan luar negeri AS di Pasifik sangat condong ke arah China, hal ini membuat Jepang tidak nyaman karena saat itu sedang berusaha menduduki China dari wilayah Manchuria.Pada Juli 1939, AS mengumumkan penghentian Perjanjian Perdagangan dan Navigasi 1911 dengan Jepang. Terhitung sejak musim panas 1940, AS mulai membatasi ekspor bahan-bahan yang berguna dalam perang ke Jepang.
Antara Juni 1940 hingga Desember 1941, ketengangan antara AS dan Jepang semakin memuncak. Pada bulan Juli 1941, saat Jepang telah menduduki seluruh Indocina dan bersekutu dengan kekuatan Poros (Jerman dan Italia), pemerintah AS memutuskan semua hubungan komersial dan keuangan dengan Jepang.
Dalam catatanBritannica, semua aset Jepang dibekukan, embargo atas pengiriman minyak bumi dan bahan perang penting lainnya ke Jepang pun turut diumumkan.
Dalam prosesnya, negosiasi antara kedua negara sempat dilakukan hingga musim gugur 1941. Pada akhir November menjadi jelas bahwa tidak ada kesepakatan yang mungkin bisa terjadi.
Penyerangan Pearl Harbor
Pergerakan Jepang sudah dimulai sejak 26 November 1941. Wakil Laksamana Nagumo Chuichi memimpin armada yang terdiri dari 6 kapal induk, 2 kapal perang, 3 kapal penjelajah, dan 11 kapal perusak ke suatu titik sekitar 440 km di utara Hawaii.Dari pasukan tersebut, sekitar 360 pesawat diluncurkan untuk menyerang Pearl Harbor.
Pesawat pembom Jepang pertama muncul di atas Pearl Harbor pada tanggal 7 Desember 1941 pagi. Disebutkan bahwa itu merupakan bagian dari gelombang pertama yang berisi hampir 200 pesawat tempur berbagai jenis.