"Saya melakukan ini di tengah pandemi, di tengah setiap tuntutan lain atas sumber daya kami, karena pertahanan wilayah dan keselamatan rakyat Inggris harus diutamakan," tegasnya.
Inggris adalah sekutu utama Amerika Serikat (AS) di medan perang di Irak dan Afghanistan. Bersama Prancis, Inggris adalah kekuatan militer utama di Uni Eropa.
Tetapi, pemungutan suara 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa telah membuat peran globalnya tidak pasti, saat China sedang bangkit dan Presiden Donald Trump telah meragukan dukungan AS untuk sekutu tradisionalnya.
Pengumuman tambahan anggaran militer datang hanya seminggu setelah Johnson berjanji kepada Presiden AS terpilih Joe Biden bahwa Inggris bertekad untuk tetap menjadi sekutu militer yang berharga.
Christopher Miller, penjabat Kementerian Pertahanan AS dalam Pemerintahan Trump, menyambut baik pengeluaran ekstra militer Inggris tersebut.
Pemerintahan Johnson mengatakan, kenaikan itu akan memperkuat posisi Inggris sebagai pemilik anggaran pertahanan terbesar di Eropa dan terbesar kedua di NATO.
Inggris akan membentuk kekuatan siber nasional bersamaan dengan komando luar angkasa baru, yang akan mampu meluncurkan roket pertamanya pada 2022. (*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Anggaran militer terbesar sejak Perang Dingin, Inggris ingin jadi terkuat di Eropa"