Menurut mereka, kabar penggunaan senjata berbasis gelombang mikro tersebut tanpa bukti.
Hal tersebut lantaran menurut militer India, insiden yang terjadi di perbatasan tidaklah seperti yang diberitakan.
Kanal televisi lokal NDTV bahkan mengutip seorang pejabat militer yang menyatakan klaim China menggunakan senjata laser itu tidak benar.
"Kabar itu hanyalah bentuk dari perang urat saraf yang payah dan menyedihkan dari China," ujar si pejabat dikutip dari Russian Today, Rabu (19/11/2020).
Dugaan mengenai penggunaan senjata masa depan itu diawali oleh seorang pakar studi internasional bernama Jin Canrong.
Canrong awalnya menyebutkan mengenai senjata laser itu pada mahasiswa yang ia ajar.
Bahkan dia mengklaim pada 29 Agustus lalu saat pecah pertempuran di perbatasan di Ladakh, daerah Himalaya senjata tersebut digunakan.
Namun, menurut Jin yang adalah profesor di Universitas Renmin itu, militer musuh diusir dengan senjata yang "bisa memasak mereka hidup-hidup".
"Dalam 15 menit, mereka yang menduduki bagian puncak bukit mulai muntah. Mereka tak bisa bertindak dan kabur. Itulah cara kita merebut tempat mereka.
Menurut Jin, senjata tersebut cukup berbahaya lantaran awalnya memanaskan milekul air dengan cara sepreti peralatan dapur dan menargetkan air di bawah kulit sasarannya.