Mulai dari pemeran, setting lokasi hingga aksesori lainnya untuk kepentingan tertentu.
"Tetapi yang masih paling mungkin adalah dugaan rekayasa konten," kata Abimanyu.
Oleh karena itu dibutuhkan analisis lebih lanjut pada video versi lengkapnya.
"Biar gak salah menuduh orang, harus dilihat video lengkapnya. Jangan hanya sebagian yang 1 menit 36 detik juga."
"Video 1 menit 36 detik itu belum konten dari awal hingga akhir. Ibaratnya, dengan adegan tersebut masih setengah jalan," papar Abimanyu.
"Harusnya ada konten sebelum adegan dan sesudah adegan. Sehingga bisa terverifikasi lebih jelas. Apakah ini sebetulnya ini bisa mengacu pada seseorang, atau tidak mengacu pada seseorang," sambungnya.
Terkait hal tersebut, pengacara kondang Hotman Paris justru tak menyarankan publik untuk menggunakan jasa pakar telematika.
Melansir postingan terbaru sang pengacara di akun Instagram pribadinya @hotmanparisofficial, Kamis (12/11/2020) via Tribun Wow, Hotman Paris malah menyarankan publik menggunakan mata tajam ibu-ibu.
"Terkait video porno yang katanya diduga artis terkenal, katanya mau didatangkan ahli telematika untuk mengecek siapa orang itu."
"Ngapain? Cukup panggil wasit tiga orang, jurinya tiga orang, ibu-ibu dari Pasar Inpres Senen," ujar Hotman Paris.