Follow Us

Ogah Tinggalkan Gedung Putih, Donald Trump Terancam Diusir Paksa Oleh Militer AS Bila Nekat Ingin Jadi Presiden Meski Telah Kalah Pemilu

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Selasa, 10 November 2020 | 14:30
Ogah Tinggalkan Gedung Putih, Donald Trump Terancam Diusir Paksa Oleh Militer AS Bila Nekat Ingin Jadi Presiden Meski Telah Kalah Pemilu
whitehouse.gov

Ogah Tinggalkan Gedung Putih, Donald Trump Terancam Diusir Paksa Oleh Militer AS Bila Nekat Ingin Jadi Presiden Meski Telah Kalah Pemilu

Para Electoral College (Dewan Elektoral) baru akan bersidang pada 14 Desember untuk memberikan suara mereka secara resmi.

Kongres yang baru saja terpilih dalam pemilu AS akan menerima hasil dari Electoral College pada 6 Januari.

Jika Joe Biden memenangi pemilihan Electoral College, seperti yang diproyeksikan, dia akan dilantik pada siang hari pada 20 Januari 2021.

Baca Juga: Tajir Melintir dalam Dekapan Pengusaha Tambang, Bekas Pacar Raffi Ahmad dan Edhie Yudhoyono Ini Justru Peras Keringat Urus 5 Anaknya Sendiri

Kini, menurut penghitungan Associated Press, Biden menggamit 290 electoral vote (suara elektoral), melampaui 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk melenggang ke Gedung Putih.

Ternyata dalam sistem konstitusi AS, ada kemungkinan bila Trump nekat akan bisa menghambat kekuasaan Biden bila terpilih nanti.

Melalui Undang-Undang (UU) Transisi Presiden yang diundangkan pada 1963, pegawai negeri sipil (PNS) menjadi posisi penting untuk transfer kekuasaan.

Mereka menghadapi tenggat waktu untuk memberikan data dan akses kepada pejabat yang masuk.

Baca Juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Koar-koar Akan Menang Pilpres Tapi Malah Kalah, Kini Donald Trump Terancam Diceraikan Melania Trump Gegara Tak Lagi Jadi Presiden

Dalam UU tersebut seharusnya proses transisi berubah menjadi sangat cepat setelah agen federal bernama Administrasi Layanan Umum AS (GSA) atau pengelola resmi Gedung Putih bertindak.

GSA akan bisa membantu proses transisi cepat bila mereka dengan cepat pula menunuk pemenang pemilu.

Pada saat itu, tim presiden yang akan datang dapat memperoleh buku pengarahan, memanfaatkan dana, dan mengirim perwakilan untuk mengunjungi lembaga pemerintah.

Source : Reuters, New York Post

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest