Follow Us

Bersikukuh Klaim Virus Corona Belum Masuk Korea Utara, Kim Jong Un Diduga Sembunyikan Pasien Covid-19 di Kamp Rahasia, Sosok Ini Sebut Korban Sengaja Dibiarkan Mati Kelaparan

Dwi Nur Mashitoh - Rabu, 04 November 2020 | 11:30
Foto Kim Jong Un yang dirilis oleh media nasional Korea Utara yang diklaim diambil pada Jumat (4/5/2020).
Via Mirror

Foto Kim Jong Un yang dirilis oleh media nasional Korea Utara yang diklaim diambil pada Jumat (4/5/2020).

Sosok.ID - Sekalipun pandemi Covid-19 telah merajalela di seluruh dunia, namun tidak dengan Korea Utara.

Negeri yang dipimpin oleh Kim Jong Un ini bersikukuh tak memiliki satu kasus pun.

Kendati demikian, baru-baru ini sebuah laporan mengungkapkan fakta mengejutkan soal virus corona di negara tertutup itu.

Dilansir Sosok.ID dari Mirror, Kim Jong Un diduga sengaja menutup-nutupi virus corona di negaranya.

Baca Juga: Negara Nyaris Bangkrut, Warga Korea Utara yang Merantau ke China Kini Diwajibkan Sumbang 'Dana Loyalitas' Rp 26 Juta untuk Pulihkan Perekonomian Negara, Kim Jong Un Bakal Beri Sanksi Bila Tak Sanggup Penuhi Permintaannya

Pasien virus corona di Korea Utara dibiarkan mati kelaparan di kamp karantina rahasia, menurut laporan.

Sang diktaktor selalu menyatakan bahwa negaranya terbebas dari virus corona.

Tetapi seorang mantan pejabat Inggris mengatakan situasi di Korea Utara "sangat serius".

Aktivis Kristen Tim Peters memahami bahwa kawasan isolasi yang dibangun khusus di dekat perbatasan dengan China dijadikan tempat rahasia bagi pasien yang putus asa.

Baca Juga: Saat Ibu Negara Korea Utara Menghilang Bak Ditelan Bumi, Mantan Kekasih Kim Jong Un Digadang-gadang Gantikan Posisi Adik sang Pimpinan Tertinggi Korut

Mereka juga diyakini tak diberi perawatan medis yang tepat.

Peters, yang mengelola Helping Hands Korea di Seoul mengatakan keluarga mereka yang terkena virus harus menyelundupkan makanan ke kamp secara diam-diam.

Kepada South China Morning Post dia mengaku "terkejut" saat mengetahui bahwa pemerintah Kim "memberikan makanan atau obat-obatan yang sangat sedikit atau tidak sama sekali kepada mereka yang ditempatkan di sana".

"Jadi, hidup atau mati pasie tergantung pada keluarga mereka yang diam-diam mengantar makanan dan obat-obatan ke kamp."

Baca Juga: Kim Jong Un Ketakutan, Warga Korea Utara Wajib Kurung Diri di Rumah untuk Hindari Debu Kuning Misterius dari China yang Diyakini Menyebarkan Virus Corona

Tapi, menurut sumber yang memberi tahunya, obat-obatan yang dikirim keluarga pasien hanyalah obat herbal rumahan.

Menurut informasi dari sumber itu, katanya, sudah banyak pasien yang meninggal dunia di kamp tersebut.

Sementara itu, pendeta David Lee, yang membantu para pembelot Korea Utara di Seoul mengatakan, Covid-19 telah dianggap remeh oleh rezim Kim.

Mereka menganggap virus corona sebagai "penyakit hantu", sementara para pejabat kahwatir karena tidak memiliki sistem yang bisa melacak penyakit tersebut.

Baca Juga: Ingin Buktikan Sendiri Soal Kejamnya Hidup di Korea Utara, WNI Ini Beranikan Diri Kunjungi Kampung Halaman Kim Jong Un Meski Khawatir Tak Akan Bisa Pulang: Ternyata Tidak Semenakutkan yang Kita Dengar

Dia menggambarkan sudah banyak pasien yang menunjukkan gejala sedang "ditampung di rumah mereka" dan dibiarkan kelaparan.

Dalam acara peringatan 75 tahun berdirinya Partai Buruh Korea Utara bulan lalu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada ribuan tentara karena membantu negara mencegah virus tersebut masuk ke negaranya.

Dia kembali menegaskan bahwa tidak ada satu warga pun yang terinfeksi virus corona.

Benar atau tidaknya klaim tersebut, perekonomian Korea Utara semakin terpuruk sejak menutup perbatasannya.

Baca Juga: Dianggap Menentang Rezim Kim Jong Un Gegara Bahas Perekonomian Negara Saat Pesta Makan Malam, Lima Pejabat Korea Utara Ditembak Mati, Semua Keluarganya Juga Dikirim ke Kamp Penjara

Selain itu, Korea Utara juga menerima sanksi internasional yang dijatuhkan atas program senjata nuklir dan rudal balistiknya.

PBB memperkirakan 40 persen penduduk di Korea Utara menghadapi bencana kelaparan.

(*)

Source : Mirror

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Baca Lainnya

Latest