Berbicara kepada wartawan, Yen berterima kasih kepada Amerika Serikat dan mengatakan penjualan itu untuk membantu Taiwan meningkatkan kemampuan pertahanan militer mereka dalam menghadapi "ancaman musuh dan situasi baru".
"Ini termasuk kemampuan tempur yang kredibel dan kemampuan peperangan asimetris untuk memperkuat tekad kami untuk mempertahankan diri," tambahnya.
Selanjutnya, Yen mengungkapkan bahwa kerja sama persenjataan itu menunjukkan betapa pentingnya AS terhadap keamanan di Indo Pasifik dan Selat Taiwan.
"Kami akan terus mengkonsolidasikan kemitraan keamanan kami dengan Amerika Serikat,” tandasnya.
China kemungkinan akan mengutuk transaksi senjata baru itu, seperti yang selalu terjadi, tetapi Yen menekankan bahwa langkah mereka bukanlah untuk mencari konfrontasi.
"Kami tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata dengan Komunis China.
"Kami akan mengedepankan persyaratan dan membangun sepenuhnya sesuai dengan konsep strategis pencegahan berat, mempertahankan posisi dan kebutuhan pertahanan kami," terangnya.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah menjadikan modernisasi pertahanan militer sebagai prioritas dalam menghadapi ancaman China yang meningkat, terutama kemampuan "perang asimetris", misalnya dengan ranjau pintar dan rudal portabel.
Washington, seperti kebanyakan negara tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taipei.
Namun, merupakan pendukung global terkuatnya dalam mendorong Taiwan untuk memodernisasi kekuatan militernya, agar sulit diserang China.