Follow Us

Sudah Banyak Kericuhan dan Rusak Fasilitas Umum, Pakar Sarankan Pemerintah Untuk Bertindak Tegas, Pakar: Boleh Otoriter Demi Kepentingan Lebih Besar!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Selasa, 13 Oktober 2020 | 19:00
(ilustrasi) Sudah Banyak Kericuhan dan Rusak Fasilitas Umum, Pakar Sarankan Pemerintah Untuk Bertindak Tegas, Pakar: Boleh Otoriter Demi Kepentingan Lebih Besar!
Kompas.com

(ilustrasi) Sudah Banyak Kericuhan dan Rusak Fasilitas Umum, Pakar Sarankan Pemerintah Untuk Bertindak Tegas, Pakar: Boleh Otoriter Demi Kepentingan Lebih Besar!

Ia lebih melihat kepada kepentingan umum yang terhambat lantaran insiden anarkisme yang timbul dari aksi unjuk rasa tersebut.

"Walaupun secara politik itu merugikan tetapi tindakan otoriter, represif, diperlukan untuk mencegah kerusakan-kerusakan," katanya.

Dosen Fakultas Hukum Undana Kupang itu mengatakan pemerintah sudah membangun berbagai fasilitas publik dengan biaya yang mahal lalu seketika dirusak segelintir orang tentu sangat merugikan banyak orang.

Baca Juga: Kini Timbulkan Demo Sampai Ricuh, Ternyata Sosok Ini Disebut Sebagai Pencetusnya!

Pemerintah harus menganggarkan kembali untuk perbaikan fasilitas tersebut, sementara masih banyak pembangunan di daerah lain yang belum terjangkau, katanya.

"Sehingga harus ditindak tegas sampai -- kalau aturan memperbolehkan-- tindakan lebih tegas berupa penegakan hukum dengan menangkap dan memproses pelaku sampai kepada dalang dari kegiatan demonstrasi," katanya.

Johanes Tuba juga mengungkapkan bahwa aksi unjuk rasa tersebut tidak murni demi kepentingan buruh.

"Saya mengamati demonstrasi di berbagai daerah tidak lagi murni sebagai sebuah gerakan yang lahir dari kesadaran kolektif rakyat untuk memperjuangkan aspirasi," katanya ketika dihubungi di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin.

Baca Juga: Bak Penguasa Dunia Lewat, Viral Video Emak-emak Naik Motor Bawa Bebek Terobos Barikade Polisi Meski Demo Tengah Memanas: Mana Bisa Kita Tahan...

Ia mengatakan hal itu menanggapi demonstrasi di berbagai daerah di Tanah Air untuk menolak Undang-Undang Cipta Kerja yang disahkan DPR RI.

Tuba Helan mengatakan demonstrasi tersebut sudah tidak murni memperjuangkan sebuah aspirasi karena orang yang berdemo tidak mengetahui hakikat dari aspirasi yang diperjuangkan.

"Ada pendemo yang diwawancarai, ketika ditanya kenapa melakukan demo mereka hanya jawab karena merugikan, lalu ditanya ketentuan mana yang merugikan mereka tidak tahu yang penting merugikan," katanya.

Source : Antaranews, Wartakotalive

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest