Rumah yang Stephen terima untuk dibongkar adalah milik Arthur Bell, seorang seniman lanskap terkenal pada tahun 1890.
Arthur tinggal di sana bersama istri dan tiga anaknya sampai kematiannya pada tahun 1916.
Kemudian, Rumah itu diakuisisi oleh Caleb Developments, sebuah perusahaan pengembang real estate.
Mereka berencana membongkar rumah tersebut untuk membangun 8 apartemen lainnya di atas tanah tersebut.
Selama proses pembongkaran, ketika mesin-mesin mendobrak tembok, Stephen menggunakan matanya yang tajam dan menemukan sesuatu yang sangat istimewa.
Dia menemukan lapisan marmer aneh di balik dinding palsu yang baru saja dihancurkan.
Stephen buru-buru mendesak semua pekerjanya untuk berhenti dan terkejut mengetahui kebenaran di baliknya.
Ada 256 batu bata porselen dari zaman Victoria, batu bata ini diproduksi oleh Delft, ini adalah salah satu dari 3 produsen porselen terbaik di dunia dan setiap produk memiliki nilai besar di pelelangan.
Beberapa dari batu bata ini bisa bernilai hingga 1.000 pound (lebih dari Rp19 juta dengan harga saat ini), kata Stephen.
Secara total, Stephen telah mendapatkan 50.000 pound hampir (Rp900 juta).