Kepada Tribunsumsel.com, Juni mengatakan saat itu ia sudah berkeliling ke berbagai konter untuk bisa mendapat handphone seharga Rp 300 ribu sesuai hasil tabungannya.
Namun tidak ada yang ia dapat karena handphone android yang ditemuinya dijual dengan harga paling murah Rp 500 ribu.
"Jadi tidak ada handphone yang saya beli. Sudah tanya-tanya sama yang jaga konter, tapi tidak ada yang jual (handphone) dengan harga segitu (Rp 300 ribu)," ujarnya.
Rupanya, seorang penjaga konter menaruh iba melihat perjuangan Juni demi bisa belajar.
Penjaga konter tersebut ternyata mengenal ketua komunitas S3 dan menceritakan perjuangan Juni.
Sehingga pelajar itu bisa bantuan handphone yang merupakan salah satu program dari komunitas tersebut.
Dikatakan Juni, dirinya sama sekali tidak menyangka akan mendapat bantuan itu.
Ia mengaku begitu senang karena saat ini sudah bisa belajar dengan tenang tanpa harus merasa gelisah lagi lantaran sebelumnya selalu meminjam handphone orang lain.
"Iya, senang sekali," ujarnya kembali tersenyum malu.
Sejak berusia 7 tahun, Juni mengaku sudah terbiasa berjualan 3 bungkus tisu seharga Rp. 10 ribu di lampu merah jalan-jalan protokol kota Palembang.