Sementara enam negara sudah menjalin kesepakatan dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan China. Termasuk di antaranya Jamaika, Barbados, serta Trinidad dan Tobago. "Negeri Panda" dilaporkan bersikap baik dengan negara yang memutuskan mengakhiri hubungan diplomatik dengan Taiwan, dan mengakui partai komunis.
Pada 2005, mereka disebut menghadiahi Grenada sebuah stadion kriket senilai 55 juta dollar AS (Rp 814,9 miliar) karena berpindah dari Taiwan.
Adapun Barbados dilaporkan menerima 490 juta dollar AS (Rp 7,2 triliun) dari sektor pariwisata. Tapi, mereka diyakini juga mereguk untung dari sektor swasta lainnya.
Mereka kemudian menandatangani nota kesepahaman mengenai inisiatif tersebut, yang isinya komitmen pengembangan penerbangan hingga pertanian.
Setelah merdeka pada 1966, Bridgetown terus menjalin hubungan harmonis dengan Inggris hingga pada pekan lalu, mereka berencana menjadi republik di 2021.
Perdana Menteri Mia Mottey dalam pidatonya mengutip PM pertama Errol Barrow, berisi peringatan akan "bayang-bayang kolonial". "Waktunya sudah tiba untuk meninggalkan warisan kolonial kita. Yang akan menjadi Kepala Negara Barbados adalah orang Barbados sendiri," ujar Gubernur Jenderal Dame Sandra Mason.
Saat membacakan pidato PM Mottey, Mason menekankan bahwa mereka akan beralih fungsi sebagai republik pada 55 tahun peringatan kemerdekaan pada 2021. Istana Buckingham melalui juru bicaranya menekankan, keputusan mencopot Ratu Elizabeth II merupakan urusan internal negara tersebut. Begitu pula dengan kantor PM Boris Johnson, di mana mereka menegaskan akan tetap "menikmati kemitraan" dengan kawasan Karibia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "China dituding pengaruhi Barbados untuk merdeka penuh dari Kerajaan Inggris"