Sosok.ID - Bocah 10 tahun meninggal dunia setelah sebelumnya mendapat hukuman dari gurunya gegara tak bisa menjawab dua soal matematika.
Bocah perempuan itu disuruh berlutut selama empat menit.
Selain itu, guru matematikanya juga memukul telapak tangannya sebanyak empat kali.
Dilansir Sosok.ID dari Daily Star, gadis bermarga Zhang itu adalah seorang siswa di sebuah sekolah dasar di Kota Guangyuan, China.
Pada 10 September 2020, dia mendapat hukuman dari gurunya, yang bermarga Wang, lapor Kantor Berita Xinhua.
Telapak tangan Zhang dipukul empat kali dan ia disuruh berlutut selama empat menit, kata surat kabar milik negara China Daily.
Karena merasa pusing, Zhang akhirnya dibawa ke rumah sakit oleh nenek dan gurunya.
Tapi sayang, pukul 15.30 waktu setempat hari itu, Zhang dinyatakan meninggal dunia oleh dokter.
Menurut Oriental Daily, telinga bocah itu dijewer dan kepalanya juga dipukul.
Namun, petugas medis tidak menemukan luka dan penyelidikan atas kematiannya masih dalam proses.
Pemerintah kabupaten Cangxi telah membentuk gugus tugas untuk menyelidiki kasus ini.
Guru yang bersangkutan serta kepala sekolah di tempat Zhang mengemban ilmu juga telah diskors.
Nenek korban mengatakan kepada media lokal bahwa Zhang berada di kelas yang sama dengan saudara kembarnya.
Dia mengatakan bahwa Zhang terlihat hampir pingsan saat dipukul oleh sang guru.
Nenek Zhang juga mengatakan bahwa cucunya itu takut kepada sang guru matematika.
Sebab, menurutnya, ia sering kali memberikan hukuman fisik kepada para murid.
Di China sendiri, tidak ada aturan yang menentukan soal bagaimana bentuk hukuman fisik.
Selain itu, tak ada pula ketentuan pasti kapan hukuman fisik diterapkan dan bagaimana cara mengawasinya.
Kementerian pendidikan dan departemen lokal hanya memberikan arahan.
Tahun lalu, pejabat di provinsi Guangdong selatan mempertimbangkan untuk melegalkan hukuman yang biasa digunakan, lapor South China Morning Post.
Hukuman itu termasuk berdiri di depan kelas atau lari.
Hukuman itu diberikan bagi para siswa yang melakukan pelanggaran seperto melempar benda keras, berkelahi, membuat keributan, dan menyontek PR.
(*)