Follow Us

Patut Diacungi Jempol! Meskipun Gajinya Pas-pasan, Anggota Brimob Ini Sanggup Hidupi 79 Anak Yatim Selama Lebih dari 11 Tahun, Ketulusannya Bahkan Sampai ke Telinga PBB

Dwi Nur Mashitoh - Rabu, 16 September 2020 | 18:42
Anggota Brimob Detasemen C Pelopor Satuan Brimob Polda Jawa Timur, Brigpol Rochmat Tri Marwoto, bersama istri dan anak-anak asuhnya. Brigpol Rochmat mendapatkan penghargaan dari Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian karena dedikasinya mengasuh, membesarkan, dan membiayai sekolah 64 anak tak mampu.
KOMPAS.com/Dokumentasi Brigpol Rochmat

Anggota Brimob Detasemen C Pelopor Satuan Brimob Polda Jawa Timur, Brigpol Rochmat Tri Marwoto, bersama istri dan anak-anak asuhnya. Brigpol Rochmat mendapatkan penghargaan dari Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian karena dedikasinya mengasuh, membesarkan, dan membiayai sekolah 64 anak tak mampu.

Sosok.ID - Di mana ada niat dan usaha, maka di situ ada jalan.

Sekalipun memiliki gaji pas-pasan, anggota Brimob ini sanggup untuk menghidupi puluhan anak tak mampu.

Ialah Ipda Rochmat Tri Marwoto (42), anggota anggota Detasemen C Pelopor Satuan Brimob Polda Jawa Timur, yang mengasuh 79 anak tak mampu.

Kisah ketulusannya bahkan sempat viral pada akhir 2017.

Baca Juga: Putrinya Dibawa Keluar Sampai Maghrib Baru Dipulangkan ke Rumah, Orang Tua Gadis 12 Tahun Ngotot Nikahkan Anaknya dengan Bocah 15 Tahun

Saat itu Rochmat yang masih berpangkat Brigpol menjadi pembicaraan setelah mendapat penghargaan dari Kapolda Jatim saat itu, Irjen Machfud Arifin karena, bersama istrinya, bahu-membahu menghidupi dan menyekolahkan mulai anak yatim, anak telantar, hingga anak mantan pecandu narkoba.

"Anak yang pernah makan satu rumah dengan saya ada 64 anak. Ada yang tinggal dua bulan, ada yang tujuh tahun," kata Rochmat, Rabu (22/11/2017) siang, seperti dilansir dari Kompas.com.

Pengabdiannya pada anak-anak terlantar, kurang mampu, dan yatim piatu ini sudah berlangsung sejak 2007.

Alasan warga Dusun Jati, Desa Klagenserut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, untuk mengasuh anak-anak tersebut ternyata dipicu oleh pengalamannya sendiri saat mengalami kesulitan untuk membiayai kuliahnya di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia di Jakarta, 10 tahun lalu.

Baca Juga: Masih Ngotot Kerja Walau Sudah Dilarang Suami, PSK Ini Mendadak Kejang-kejang Lalu Tewas Saat Tengah Layani Tamu Keenam

Bahkan, saat itu, untuk menutupi kebutuhan kuliah, dia harus bekerja sampingan sebagai tukang ojek.

Source : Intisari Online

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Baca Lainnya

Latest