Sejak serangan itu, pemerintah telah menikmati salah satu periode terlama stabilitas pasca-kemerdekaan, termasuk pemilihan umum 2012 yang sukses untuk parlemen dan presiden dan transisi kekuasaan yang sukses pada Februari 2015.
Pada akhir 2012, Dewan Keamanan PBB mengakhiri misi penjaga perdamaiannya di Timor-Leste dan baik ISF maupun UNMIT meninggalkan negara itu.
Pemilihan parlemen awal pada musim semi 2017 akhirnya menghasilkan pemerintahan mayoritas setelah berbulan-bulan mengalami kebuntuan.
Saat ini, pemerintah merupakan koalisi tiga partai dan presiden merupakan anggota partai oposisi.
Pada 2018 dan 2019, konfigurasi ini menghalangi nominasi untuk posisi kementerian utama dan memperlambat kemajuan pada masalah kebijakan tertentu.
Kekuatan Militer
Dilansir dari The Odora, kekuatan militer Timor Leste terdiri dari F-FDTL (Forcas de Defesa de Timor Leste) yang tugasnya menjaga pertahanan negara.
Lalu ada F-FNTL atau Policia Nacional De Timor Leste (PNTL) yang lebih mengkhususkan dirinya di dalam negeri.
Namun keduanya sebagaimana dilansir Wikiwand, mempunyai peranan yang tumpang tindih sehingga menyebabkan ketegangan antar layanan.