Adapun para siswa diminta belajar dari rumah sejak Maret karena pandemi Covid-19.
"Ya di samping alasan itu (tidak masuk sekolah), ada faktor lain yang menyebabkan pernikahan dini," kata Arqom saat dihubungi, Selasa (25/8/2020).
Faktor lain yang disebutkan oleh Arqom adalah karena adanya perasaan cinta antara para siswa.
Dikutip Sosok.ID dari Kompas.com, Rabu (26/8/2020), sebanyak 7 siswa tersebut terdiri dari 5 siswa MA dan 2 siswa MTs.
Ketujuh siswa yang pilih menikah dini di tengah pandemi ii berasal dari Kecamatan Aik Mal dan Wanasaba.
Ironinya, diakui oleh Arqom bahwa di wilayah tersebut memang kerap terjadi pernikahan dini.
Sehingga tak heran bila kedua wilayah tersebut jadi wilayah binaan Kemenag dalam pencegahan pernikahan dini.
Melansir Kompas.com, pembinaan yang dilakukan adalah sosialisasi, penyuluhan tentang pernikahan dini dan lain-lain.
Namun lantaran adanya pandemi virus Corona, kegiatan pembinaan tertunda untuk sementara.
Kabar baiknya, angka pernikahan dini yag terjadi pada siswa sekolah madrasah lebih rendah dari sekolah umum.