Follow Us

Jelas-jelas Darah dan Air Ketuban Mengalir dari Sela Pakaian, Seorang Wanita Harus Kehilangan Buah Hatinya Gegara Petugas Ogah Tangani Karena Belum Rapid Test

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Jumat, 21 Agustus 2020 | 15:30
(ilustrasi) Jelas-jelas Darah dan Air Ketuban Mengalir dari Sela Pakaian, Seorang Wanita Harus Kehilangan Buah Hatinya Gegara Petugas Ogah Tangani Karena Belum Rapid Test
Kolase Freepik/Youtube

(ilustrasi) Jelas-jelas Darah dan Air Ketuban Mengalir dari Sela Pakaian, Seorang Wanita Harus Kehilangan Buah Hatinya Gegara Petugas Ogah Tangani Karena Belum Rapid Test

"Mereka bilang tidak ada fasilitas rapid test, tapi tidak menyarankan saya rapid test di laboraturium karena akan lama keluar hasilnya," kata Arianti.

Petugas jaga itu, kata Arianti, menyarankan dirinya melakukan rapid test Covid-19 di puskesmas terdekat.

"Mereka minta saya ke puskesmas terdekat dengan tempat tinggal saya, padahal saya sudah memohon agar dilihat kondisi kandungan saya, bukaan berapa menuju proses kelahiran, mereka tidak mau, katanya harus ada hasil rapid test dulu, " kata Arianti sedih.

Padahal menurutnya, petugas bisa saja menangani dirinya yang bersalin tersebut menggunakan alat pelindung diri (APD) lantaran keadaannya mendesak.

Meski demikian tetap saja Arianti tak bisa apa-apa dan harus kembali ke puskesmas untuk menjalani rapid test.

Baca Juga: Sekolah Nomor Satu Cinta Bisa Kapan Saja, Fitri Carlina Minta Lesty Kejora Selesaikan Kuliah Sebelum Naik Pelaminan dengan Rizky Billar: Lulus Dulu!

Saat berada di puskesmas pun Arianti yang telah meringik kesakitan meminta dokter yang bertugas untuk memeriksa kandungannya.

"Saya bilang waktu itu, dokter bisa tidak minta tolong, bisa tidak saya diperiksa, kira-kira sudah bukaan berapa, apakah saya akan segera melahirkan soalnya sakit, saya bilang begitu. Dokternya tanya, tadi sudah keluar air dan darah, dia bilang belum waktunya tanpa memeriksa saya, saya diminta tunggu hasil rapid test dulu," kata Arianti.

Ia pasrah jika sampai melahirkan di puskesmas.

Karena tidak tahan, Arianti pulang mengganti pembalut dan meminta ibunya menunggu hasil rapid test di Puskesmas Pagesangan.

Keluarganya pun meminta surat rujukan agar bisa ditangani di RSAD Mataram.

Tapi, petugas tak bisa mengeluarkan surat rujukan karena Arianti yang sedang mengganti pembalut tak ada di puskesmas.

Source : Kompas.com, TRIBUN TIMUR.COM

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest