"Ini memang kita semua sakit hati, sakit hatinya adalah kondisi seperti ini maka kita bersama-sama menyampaikan suara hati nurani rakyat."
"Kondisi sekarang ini tidak normal memang, dengan terjadi Covid ini terjadi pembekuan, proses pembekuan," ucapnya.
Baca Juga: Babak Baru, 871 Purnawirawan TNI-Polri Disebut Dukung Said Didu Melawan Luhut Binsar Pandjaitan
Pria berusia 60 tahun ini khawatir adanya pembatasan-pembatasan dapat merenggangkan hubungan antara rakyat dengan pemerintahan.
"Antara murid dengan guru, antara murid dengan dosen, antara manajer dengan pekerja, antara pemilik hotel dengan tamu, proses pembekuan," katanya.
Oleh karenanya ia dan beberapa tokoh lain merasa perlu mengingatkan pemerintah.
"Akumulasi ini bisa terjadi pembekuan antara raktyat dan pemerintah, ini yang berbahaya maka harus diingatkan," ungkap Gatot.
Covid-19 yang mengguncang tatanan beberapa sektor kehidupan di Indonesia memotivasi KAMI untuk bersuara.
"Kita tidak mau dalam kondisi seperti ini kita diam-diam saja, ini latar belakangnya," bebernya.
Terpisah, salah satu inisiator KAMI, Din Syamsuddin menganggap pembentukan KAMI sebagai gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia.
"KAMI pada pemahaman saya adalah sebuah gerakan moral seluruh elemen-elemen dan komponen bangsa."