Terlebih, meskipun keduanya berseberangan di Pemilu 2014 dan 2019, namun kini PDIP dan Gerindra berkoalisi di Pilkada 2020.
"Ibarat dua pasangan, Gerindra dan PDIP sedang CLBK, lagi mesra-mesranya. Buktinya, kedua partai ini banyak berkoalisi di Pilkada 2020."
"Dan kekompakan di Senayan menjadi bukti sahih keduanya lagi mabuk asmara," kata Adi, Senin (10/8/2020).
Diundangnya Megawati dianggap sebagai momen spesial bagi Prabowo, terlebih tidak ada ketua umum partai lain yang diundang dalam gelaran KLB Partai Gerindra.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyoroti adanya peluang kedua partai berkoalisi di Pemilu mendatang.
"Sangat mungkin PDIP dan Gerindra berkoalisi di Pilpres 2024.Kemesraan mereka saat ini sangat luar biasa."
"Undangan ke Megawati saat KLB menjadi penanda bahwa bahwa mantan Presiden ke-5 RI itu sangat spesial bagi Prabowo," ulas Adi.
Menurutnya, kemungkinan Gerindra dan PDIP bersatu cukup besar.
"Kalau tak ada kejadian luar biasa, sepertinya PDIP dan Gerindra bakal maju bersama di 2024," ungkapnya.
Adi menyebut Prabowo bisa dipasangkan dengan Puan Maharani, terlebih kedua partai memiliki bekal yang cukup untuk berkoalisi.