Taiwan dan China berpisah pada 1949 ketika nasionalis Chiang Kai-shek melarikan diri ke pulau itu untuk membentuk pemerintahan otoriter yang terpisah, setelah kalah dalam perang saudara di China daratan melawan komunis Mao Zedong.
Kedua pihak mengklaim mewakiliki China dan selama 30 tahun pertama, konflik tetap memanas.
China kerap menembaki pulau-pulau Taiwan yang dekat dengan daratan mereka.
Kemudian dalam serangan terbesar pada 1958, Tentara Pembebasan Rakyat China menembakkan 470.000 peluru selama 44 hari, menewaskan 618 prajurit dan warga sipil.
Hingga akhir tahun 1970-an China masih membombardir pulau-pulau itu, meski telah dihujani dengan selebaran propaganda.
Kemudian detente (peredaan ketegangan) terjadi, disusul kesepakatan diam-diam pada awal 1990-an di mana kedua pihak sepakat menjadi "satu China" tapi memiliki versinya masing-masing.
Sejak itu identitas Taiwan berubah dengan menjadi negara merdeka secara de facto, yang terpisah dari daratan China.
2. Di mana kelemahan Taiwan?
Dalam jumlah dana dan personel militer, jelas Taiwan sangat kerdil di hadapan China.
Taiwan memiliki sekitar 215.000 tentara dan anggaran pertahanan sebesar 12 miliar dollar AS (Rp 176,8 triliun, kurs Rp 14.700/dollar AS).