Meskipun AS adalah salah satu negara yang disebut miliki armada perang luar biasa, ditambah lagi dengan bantuan beberapa negara seperti Jepang dan Inggris.
Memenangkan pertempuran di laut China Selatan disebut oleh banyak pakar akan mustahil dilakukan.
Mengingat kesiapan militer China di kawasan tersebut telah mencapai titik puncak dan tinggal menunggu komando.
Pemimpin redaksi media China, Global Times, Hu Xijin dalam tulisannya mengatakan, jika menyangkut kepentingan inti China, Taiwan, misalnya, melewati batas atau garis merah China, karena didorongan AS dan mengarah pada pertarungan militer, maka pada saat itu akan ada adu kekuatan.
"Siapa yang berada di atas angin dalam situasi itu? Itu adalah kombinasi dari kekuatan militer ditambah moralitas ditambah keinginan untuk bertempur," tulisnya.
Karena itu, Xijin mengatakan, AS harus diingatkan untuk menjauhkan diri dari kepentingan inti China. Jangan bermain-main dengan api di lepas pantai China, jangan benar-benar memicu konflik atas Taiwan, dan jangan berlebihan di Laut China Selatan.
"Jika pemerintahan Trump hanya ingin menciptakan ketegangan China-AS untuk membantu kampanye pemilihan ulangnya, dan tidak benar-benar siap untuk pertarungan militer, maka berhati-hatilah selama beberapa bulan ke depan, dan jangan melangkah terlalu jauh," tulis Xijin.
Xijin mengatakan, China jelas tidak menginginkan perang.
Maka ia menyarakan agar dalam situasi apa pun militer Tiongkok tidak boleh melepaskan tembakan pertama.