Vaksin itu akan diujicobakan pada ribuan relawan di Indonesia.
Tetapi pengujian tahap III (percobaan pada manusia) vaksin corona dari China di Indonesia mengundang keprihatinan bagi anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil.
Menurutnya, uji coba itu sama saja menjadikan warga negara ini sebagai kelinci percobaan.
Baca Juga: Amerika Bersikukuh Tuding China Perlambat Penemuan Vaksin Corona
Nasir mengaku miris jika kemudian rakyat Indonesia justru dijadikan objek dari vaksin yang belum teruji itu.
Sebab, kemungkinan vaksin itu gagal dan berakibat buruk bagi manusia sangat terbuka lebar.
“Kan itu trial and error, uji coba namanya. Berarti bisa berhasil dan gagal. Kalau berhasil bagaimana, kalau gagal gimana? Tapi bukan berhasil atau gagal yang kita bicarakan,” ujarnya.
Dia mempertanyakan alasan pemerintah mau menjadikan Indonesia sebagai tempat untuk melakukan ujicoba klinis tahap III.
Padahal di negara Cina sendiri vaksin tersebut belum sempat diujicobakan.
“Apa tidak ada negara lain? Kenapa Indonesia menerima itu? Seharusnya Indonesia punya sikap, yang tegas dan jelas, tidak ingin rakyatnya dijadikan “kelinci percobaan”. Seharusnya begitu,” katanya.
Pria asal Aceh ini berharap pemerintah mau mengubah keinginan untuk memberikan vaksinasi Sinovac kepada 1.620 orang atau pasien Covid-19 secara sukarela.