Sosok,ID - Korea Utara memang dikenal sebagai negara yang cukup tertutup dari dunia luar.
Bukan hanya bagi rakyatnya saja melainkan juga bagi petinggi-petinggi negaranya termasuk sang pemimpin, Kim Jong Un.
Bahkan tak khayal berita mengenai Korea Utara banyak dinanti oleh publik dunia lantaran sangat jarangnya negara komunis tersebut terekspos.
Namun kini, negara tersebut seperti sedang mencari panggungnya, beberapa kegiatan yang tak lazim seperti pertemuan dengan pemimpin Amerika Serikat (AS) dan peledakan kantor penghubung dengan Korea Selatan pun membuat negara tersebut kian ingin tunjukkan taringnya.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un bukan aktor dibalik agenda besar tersebut tepati sang adik perempuanlah yang menjadi otak kegiatan tersebut.
Oleh apa yang dilakukan Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara itulah kecurigaan semakin memuncak.
Para ahli mengungkapkan bahwa ada beberapa kejanggalan yang berpotensi membuat Kim Jong Un dikudeta oleh sang adiknya sendiri.
Yang paling menghebohkan adalah Kim Yo Jong secara sengaja mempromosikan dirinya di politbiro Partai Buruh Korea beberapa waktu lalu.
Pernyataan mengenai potensi besar kudeta terhadap Kim Jong Un oleh sang adik perempuannya tersebut disampaikan oleh Roy Calley.
Roy Calley adalah pakar yang sangat sering berkunjung ke Korea Utara dan juga pernah menulis buku yang berjudul With Your Eyes and Tell the World.
Hal itu bukanlah isu yang ia ungkapkan, Roy menemukan kejanggalan hingga bisa berspekulasi mengenai kudeta terhadap Kim Jong Un setelah membaca publikasi dari Daily NK beberapa waktu lalu.
Dalam pemberitaan tersebut, Kim Yo Jong menghadiri pertemuan politbiro pada 2 Juli lalu sebagai anggota tetap.
Dilansir Daily Express Minggu (19/7/2020), kabar itu menjadi indikasi jelas bahwa dia "meneguhkan" posisinya sebagai orang nomor dua Kim Jong Un.
"Kabar ini meyakinkan saya bahwa saat ini dia tengah beranjak menuju ke posisi yang memberikannya kekuasaan tak terbatas," ujar Calley.
Hal lain juga ditemukan oleh Roy hingga memperkuat dugaannya mengenai kudeta Kim Jong Un.
Yakni kehidupan politik di Korea Utara yang sulit ditebak serta pembawaan diri dari Kim Yo Jong yang berbanding terbalik dengan sang kakak menjadikan hal itu mungkin saja terjadi.
Selain itu pula, Roy menemukan beberapa kali Kim junior membuat beberapa opini pribadinya tanpa melibatkan sang kakak.
"Sulit membayangkannya menikmati percakapan hangat dengan (Presiden AS Donald) Trump," kata dia.
Pembawaan lembuh Kim Jong Un juga jadi pemicu sang adik terliat beringas dan lebih kejam ketimbang kakaknya.
Oleh karena itu menurut Roy apa yang dilakukan oleh Kim junior tersebut memang diperlukan agar negara lain termasuk AS merubah sikap mereka untuk mengakhiri kebijakan bermusuhan dengan Korea Utara.
Roy melanjutkan, dia masih mempertanyakan apakah Kim kakak masih mempunyai masalah dengan kesehatannya, di mana dia sempat dirumorkan meninggal pada April lalu.
"Sangat dimungkinkan Kim Jong Un berkutat dengan kesehatannya, jika dia memang masih hidup, di mana adiknya semakin dekat dengan kekuasaan," jelasnya.
"Hal-hal yang terjadi di Korea Utara terjadi karena sebuah alasan. Tidak pernah sifatnya karena kecelakaan," papar Calley.
Roy menambahkan, apa yang terjadi di dunia politik Korea Utara ini hampir sama menjelang berakhirnya masa kekuasaan Kim Il Sung.
Kala itu, media resmi Korut, KCNA, sering memberitakan pernyataan resmi baik dari petinggi partai maupun pejabat pemerintahan yang juga masih kerabat pemimpin Korea Utara.
Hal itu dinyatakan oleh Profesor Hoare yang mengatakan bahwa tidak dipungkiri kini Kim Yo Jong sedang meneruskan tren untuk bisa menggantikan sang kakak.
Dia menuturkan saat ini perpolitikan Korut lebih banyak dipegang sang adik, dengan pakar meyakini dia akan segera menggeser kakaknya sebagai orang nomor satu.
Jika mungkin terjadi perdebatan mengenai penggantinya, Hoare menduga Kim Jong Un akan mengambil sikap wait and see terkait dinamika di Korea Utara.
"Bagi saya, pernyataannya (Kim Yo Jong) sangat keras namun tidak menutup semua pintu kemungkinan. Dia berada di posisi yang menguntungkan," tukasnya. (*)