"Kami siapkan bibit berkualitas tinggi," katanya.
Mentan juga menyebutkan, pemerintah akan melakukan intervensi dalam cara-cara pertanian diantaranya menggunakan pupuk dolomit untuk mengatur keasaman tanah.
Pada program food estate ini nantinya pemerintah tidak akan menggunakan cara tradisional tapi mekanisasi pertanian dengan menggunakan teknologi. Selain itu pemerintah menyiapkan sentra penggilingan padi, sehingga masuyarakat tidak hanya menjual berbentuk gabah tapi beras yang sudah dalam kemasan rapi.
Selain tanaman padi Syahrul menegaskan di food estate ini juga akan di uji coba sayur-sayuran dan peternakan.
Tidak hanya Kementerian Pertanian dan PUPR yang terlibat, program ini juga melibatkan Kementerian BUMN, maupun Kementerian Desa, Daerah Tertingal dan Transmigrasi yang akan ikut terlibat. "Karena ini dulunya adalah tanah transmigrasi," katanya.
Menteri Basuki menyebut pada program food estate dengan luasan 30.000 ha ini Kementerian PUPR mendapatkan tugas agar selesai dalam 2 tahun dan bisa terlihat hasilnya.
"Anggaran dikoordinir oleh Kementerian perekonomian dan Kementerian Keuangan. Di Kementerian PUPR sendiri ada anggaran Rp 49 miliar untuk desain dalam enam bulan ke depan," kata Basuki.
Pada anggaran tahap selanjutnya untuk melakukan rehabilitasi irigasinya pemerintah menyiapkan anggaran total sebesar Rp 2,9 triliun luasan lahan 169.000 ha tersebut.
Sementara Kementerian Pertanian pada tahun ini menyiapkan anggaran sebesar Rp 180 miliar untuk sarana produksi pertanian dan peralatan mesin pertanian (Alsintan) maupun kebutuahan pupuk pada 2020 ini. "Total kebutuhan Rp 2,1 triliun," kata Syahrul.