Sampai akhirnya keluarga itu kekurangan makanan, bahkan tak jelas kapan mereka bisa sekadar mengisi perut kembali.
"Saya tidak makan setiap hari dan ayah saya bekerja sepanjang hari," ujar Rehan.
"Terkadang tidak ada listrik di rumah," tambahnya.
Kendati demikian, Rehan aktif mengikuti kegiatan atletik dan bela diri di sekolahnya.
Namun, karena kondisi rumahnya yang berantakan, nilai akademisnya turut terkena imbas.
Bahkan, nilainya mencapai titik di mana salah satu guru menyarankan agar ia mengikuti kelas perbaikan, menurut CNN.
Tak ingin melihat nilai putranya terus menurun, ayah Rehan kemudian tak sengaja bertemu dengan guru yang bekerja sebagai ruang angkasa pada siang hari untuk membantu mengajari tugas sekolahnya.
Berkat guru itu, di akhir tahun akademik, nilai-nilai Rehan meningkat drastis, bahkan ia masuk ke dalam daftar murid berprestasi di sekolahnya.
"Guru yang menyarankan saya ditempatkan di sekolah khusus kemudian menulis surat permintaan maaf kepada ayah saya," tambah Rehan.
Dengan nilai akademisnya yang meningkat, Rehan kemudian berlatih untuk menjadi petinju profesional.