Sosok.ID - Kejahatan yang dilakukan FAC atau Frans (65) sudah tidak bisa ditoleransi lagi.
Warga negara asing (WNA) asal Perancis tersebut bisa dikatakan sebagai predator anak atau pedofil.
Bahkan korbannya kini telah mencapai angka 305 anak di bawah umur.
Sebanyak 17 anak kini telah diidentifikasi oleh pihak kepolisian yang menangani kasus predator anak ini.
Korban berkisar usia antara 10 tahun samoai 17 tahun yang berhasil diungkap identitasnya oleh pihak kepolisian.
Namun masih ratusan korban yang kini sedang ditelusuri oleh pihak berwajib untuk bisa segera ditangani oleh pihak yang bersangkutan.
Meski telah tinggal di Indonesia selama lima tahun terakhir hingga dirinya telah fasih berbahasa Indonesia, namun ternyata itu menjadi alat Frans untuk bisa mengelabuhi korban.
Tak hanya itu saja, bermodal kamera profesional yang ia tenteng saat berkeliling mencari mangsa, Frans kerap mengaku sebagai fotografer sebagai iming-iming lainnya.
Ia pun juga diketahui kerap memberi imbalan uang kepada korban mulai dari Rp 250.000 - Rp 1 Juta.
Pihak kepolisian juga mengungkap ternyata Frans juga melakukan tindak kekerasan pada anak-anak yang menjadi korbannya tersebut.
Melansir dari Kompas.com, para korban yang menolak diajak berhubungan badan dengan dirinya makan Frans akan berlaku kasar kepada mereka.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengungkapkan bahwa pelaku memilih korbannya secara acak saat berkeliling di jalan kawasan Jakarta.
Saat telah melihat target, pelaku langsung melancarkan aksi dengan mendekati korban hingga akhirnya memberi uang jajan rata-rata Rp 100.000.
Baru hari berikutnya ia akan mengajak korban untuk janjian di lokasi yang sama untuk melanjutkan aksinya hingga bisa berpindah ke hotel.
"Sambil kamera merekam, kemudian korban itu dikasih uang Rp 100.000. Besoknya dia (pelaku) balik lagi, ke lokasi. Kemudian dibujuk mau nggak jadi model. Baru diajak ke hotel," kata Yusri.
Polisi hingga kini masih menyelidiki apa pekerjaan dari predator seksual tersebut.
Frans yang tidak memiliki pekerjaan, nyatanya menggunakan uang pensiunan dari negara asalnya sebagai imbalan kepada 305 korbannya.
"Dia (pelaku) pensiunan. Di sana (Perancis) itu kalau pensiun dapat tunjangan hari tua. Uang itulah yang dia gunakan buat bayar-bayar," kata Yusri.
Namun, Yusri tidak menyebutkan berapa tunjangan hari tua yang didapat pelaku untuk memberikan imbalan kepada korban.
Dia hanya menyebut nominal yang didapat cukup besar. "Iya besar. Saat ini kerjanya apa itu masih kita dalami. Dia mengakunya wiraswasta saja," ucapnya.
Selain itu, polisi masih menggali keterangan pelaku untuk mengetahui berapa jumlah anak yang dibawa setelah termakan bujuk rayu.
Terakhir, pelaku ditangkap sedang bersama dua anak yang menjadi korbannya di dalam kamar Hotel PP, Taman Sari, Jakarta Barat.
"Sejauh ini (diketahui) cuma satu korban. Tapi tidak tentu juga. Sejak kapan melakukan juga masih didalami. Karena yang teridentifikasi kami itu ada 17 anak. yang 305 anak itu (dari video) yang ada di laptop," ujar Yusri. (*)