Follow Us

Kisah Dokter Ahli Petir Dihalangi Mafia Alat Kesehatan Hingga Akhirnya Bisa Buat 850 Ventilator Untuk Dibagi Gratis, Sempat Menangis Gegara Alatnya Rusak: Gimana Bisa Tolong Orang?

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Kamis, 02 Juli 2020 | 16:00
Kisah Dokter Ahli Petir Dihalangi Mafia Alat Kesehatan Hingga Akhirnya Bisa Buat 850 Ventilator Untuk Dibagi Gratis, Sempat Menangis Gegara Alatnya Rusak: Gimana Bisa Tolong Orang?
Kolase Kompas.com/Laman ITB

Kisah Dokter Ahli Petir Dihalangi Mafia Alat Kesehatan Hingga Akhirnya Bisa Buat 850 Ventilator Untuk Dibagi Gratis, Sempat Menangis Gegara Alatnya Rusak: Gimana Bisa Tolong Orang?

“Pasien Covid harus dirawat 14 hari, maka minimal alat saya harus mampu bertahan 14 hari. Tapi begitu dicoba, hanya tahan 2 hari 2 malam. Saya perbaiki, ganti material, eh 12 jam rusak. Nangislah saya, gimana bisa nolong orang,” tutur dia.

Namun ia tak menyerah hingga akhirnya alat penafasan buatannya it lolos uji semua kriteria sesuai standar SNI IEC 60601-1:204: Persyaratan Umum Keselamatan Dasar dan Kinerja Esensial dan Rapidly Manufactured CPAP Systems, Document CPAP 001, Specification, MHRA, 2020.

Baca Juga: Perkara Beda Selera Kuping, Resepsi Nikah Ini Berubah Jadi Medan Tawuran, Keluarga Besan Saling Adu Jotos Hingga Pengantin Harus Dievakuasi Polisi

Vent-I menggunakan mesin ventilator Positive End-Expiratory Pressure (PEEP) agar mudah dioperasikan baik oleh dokter ataupun perawat, bahkan Vent-I bisa dibawa pulang.

Meski di dunia internasional harga ventilator berkisar Rp 30 juta - Rp 70 juta, namun Syarif bisa membuat Vent-I nya hanya seharga Rp 18 juta saja.

“Vent-I juga sudah dipatenkan, dari 8 ada 5 yang sudah dipatenkan,” ucap dia.

Setiap malam, ia hanya tidur sekitar 4 jam. Waktunya lebih banyak digunakan untuk pengembangan Vent-I.

Baca Juga: Sudah Ribet Berlagak Jadi Polisi Bodong, Begal Ini Malah Apes saat Mobil Rampokan Mogok di Jalan, Awalnya Mau Dijual Ujung-ujungnya Cuma Dipreteli

Dalam perkembangannya, beberapa ruangan di Salman ITB diubah menjadi bengkel Vent-I.

Mulai dari ruang serba guna, kelas, hingga kantin. Sejumlah kampus pun ikut membantu, seperti ITB, Unpad, Polman, Polban, sejumlah SMK, PT Dirgantara Indonesia (DI), dan lainnya.

Gegara usahanya tak menyerah ikut andil bagian menyelesaikan masalah pandemi covid-19 itu membuat masyarakat termasuk kawan-kawannya terketuk hatinya untuk menyumbang hingga dana itupun akhirnya terkumpul sebanyak Rp 10 miliar lebih untuk membuat alat ventilator. (*)

Source : Kompas.com, itb.ac.id

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest