Hal lain yang mengkhawatirkan adalah, keenam kapal yang diluncurkan antara 2006-2010 itu, total perjalanannya hanya 649 hari berdasarkan data pada 2019.
Sebaliknya pada 2012, mereka melaut dua kali lebih banyak yakni 1.122 di laut lepas.
Kesalahan lalu diketahui terdapat di mesin yang tidak kuat menggerakkan kapal-kapal raksasa ini, sehingga menjadi terlalu panas.
Kemudian muncul pengumuman bahwa kapal akan mendapat mesin tambahan seharga 160 juta poundsterling (Rp 2,8 triliun), yang akan dipasang di galangan kapal Merseyside.
Para ahli juga mengatakan, kendala lain di kapal-kapal itu adalah kurangnya pelaut.
Itu sebabnya terkadang kapal-kapal tersebut dipakai sebagai kapal latihan.
Salah seorang direktur Save The Royal Navy, Pete Sandeman mengungkap bahwa kapal-kapal raksasa milik Inggris itu sudah terlalu lama menganggur sebelum masalah akhirnya bermunculan bagi kapal itu sendiri.
Baca Juga: India Membalas! Giliran 43 Tentara China Mati di Tangan Militer Negeri Bollywood
Namun Militer AL Inggris membantah pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa kapal-kapal tempur itu dibuat untuk berbagai tingkat kesiapan, dan dirawat dengan siklus pemeliharaan, pelatihan, libur dan peluncuran yang telah terjadwal. (*)