Sosok.ID - China menegaskan tak akan berperang dengan India akibat insiden bentrokan berdarah di Himalaya.
Tetapi, China juga tak bakal mundur dari lokasi bentrok yang berada di perbatasan kedua negara itu.
Malahan, melansir dari The Sun, China telah menyiagakan dua senjata nuklir di lokasi bentrok yang menewasakan 20 prajurit India itu.
The Global Times, surat kabar Partai Komunis yang berkuasa dan memiliki sirkulasi 1,5 juta, menerbitkan editorial yang berapi-api dan menyalahkan India.
Hal itu seolah menegaskan bahwa Beijing tak akan mundur dari konfrontasi dan mengatakan "kesenjangan antara kekuatan China dan India sudah jelas".
Surat kabar yang berjuluk corong tanpa filter dari para penguasa China itu menyalahkan "kesombongan dan kecerobohan India" atas ketegangan yang baru saja terjadi.
Ditambahkan, China juga tidak akan "tunduk pada ancaman dari New Delhi" atas sengketa perbatasan yang berujung kematian prajurit pada Senin (15/6/2020) lalu.
"China tidak ingin mengubah masalah perbatasan dengan India menjadi konfrontasi. Ini adalah itikad baik dan pengekangan dari Cina," kata laporan dalam surat kabar itu.
Baca Juga: Kobarkan Semangat Pertempuran! India Meradang 20 Tentaranya Tewas di Tangan Militer China
"Tapi China yakin dengan situasi di perbatasan. Bukan hanya tidak akan menimbulkan konflik tetapi juga tidak ada konflik."
Peringatan keras datang ketika India dilaporkan telah menyiagakan kapal perang dan jet tempurnya di tengah pertikaian.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan negaranya siap untuk membalas bila diprovokasi oleh China.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Modi mengatakan :
"Saya ingin meyakinkan bangsa bahwa pengorbanan kami tidak akan sia-sia.
"Bagi kami, persatuan dan kedaulatan negara adalah yang paling penting. India menginginkan perdamaian tetapi ia mampu memeberikan jawaban yang tepat jika dihasut."
Sebelumnya, dikabarkan bahwa terjadi bentrokan antara tentara India dan China di Lembah Galwan, Himalaya Barat.
Prajurit China dan India bertarung menggunakan batu dan tongkat besi tanpa adanya tembakan.
India melaporkan 20 prajuritnya tewas dalam pertempuran itu, termasuk perwira tinggi Kolonel Bikumalla Santosh Babu.
Sementara China melaporkan sebanyak 43 prajuritnya, tapi tak menyebutkan berapa jumlah yang meninggal atau terluka dari angka tersebut.
Kini kedua belah pihak saling tuduh siapa yang telah melanggar batas wilayah dan memulai provokasi.
Adapun, pertempuran ini merupakan insiden berdarah pertama yang memakan korban sejak konflik di perbatasan China dan India pada 1967 silam.
Konflik kala itu disebabkan oleh sengketa perbatasan India-China yang mencakup hampir 2.175 mil yang mereka sebut sebagai Garis Kontrol Aktual.
India menuduh China menduduki lebih dari 15.000 mil persegi dari wilayahnya.
Perang sengit kemudian pecah dan meluas ke Ladakh hingga ketegangan terus membara sampai sekarang.
(*)