Dua kelompok pendemo, yakni mereka yang menyerukan BLM dan mereka yang kontra dengan BLM, terlibat bentrok sehingga membuat pria kulit putih itu terluka.
Namun kelompoknya meninggalkannya. Ia dibiarkan dalam kondisi terancam.
Saat itulah Hutchinson, yang meskipun bukan satu kubu dengan pria kulit putih itu, memutuskan untuk campur tangan dan membantu.
"Hidupnya berada di bawah ancaman, jadi saya bergerak mendekatinya, menggendongnya di pundak saya danmembawanya menuju ke polisi," ungkap Hutchinson.
Dalam sebuah wawancara dengan Channel 4 News, pelatih pribadi dan juga kakek Patrick menyebut tindakan Hutchinson sudah tepat.
"Anda tidak berpikir tentang [suasana menakutkan] pada saat itu, Anda hanya melakukan apa yang harus Anda lakukan."
Hutchinson memutuskan untuk turun ke lapangan dan berdemo setelah kabar kematian George Floyd mencuat di dunia.
Ia menyayangkan tidak adanya pertolongan dari petugas kepolisian Minneapolis yang terlibat dalam kematian George Floyd.
"Jika tiga perwira polisi lainnya yang berdiri di sekitar George Floyd berpikir untuk campur tangan dan menghentikan tindakan rekannya, seperti yang kita lakukan, George Floyd masih akan hidup hari ini," sesal Hutchinson.
“Saya hanya ingin persamaan, persamaan untuk kita semua. Saat ini, bobotnya tidak seimbang dan saya hanya ingin semuanya adil bagi anak-anak dan cucu-cucu saya,” lanjutnya.