Ada cara yang bisa ditempuh oleh pengusaha yang bisa dilakukan di waktu seperti ini yaitu menjual aset perusahaan.
Tapi Susi menambahkan bahwa menjual aset di tengah pandemi sangatlah tak mudah.
"Sangat tidak pasti," ujarnya.
Ia pun mempersoalkan kebijakan pemerintah di tengah pandemi seperti ini untuk pengusaha layaknya dirinya.
Tanggungan denda maskapai perintis yang tidak terbang seperti di masa normal menjadi salah satu alasannya.
"Saya bukan minta kompensasi, tapi at least kewajiban kita yang rutin digratiskan dulu," ucap Susi.
Susi pun menambahkan bahwa usulannya ini layak untuk dipertimbangkan oleh pengatur kebijakan sebab saat ini kondisi bisnisnya dan bisnis orang lain yang terdampak langsung oleh pandemi sangat memprihatinkan.
Susi Air saat ini adalah salah satu perusahaan yang mengalami kondisi "zero incom" atau tidak miliki pendapatan.
Saat ini Susi Air hanya terbang kurang dari 2 persen dari kapasitas maksimal saat normal.
Salah satunya terbang menuju Jakarta untuk keperluan pengiriman logistik.