Menurut Anies, jauh sebelum kasus infeksi dilaporkan pertama kali pada 2 Maret lalu, Jakarta telah melacak dan memantau kasus potensial virus Corona pada Januari.
Namun pemerintah pusat ragu-ragu, hingga akhirnya virus menyebar ke seluruh negeri.
Kala itu, Anies telah memasang hotline kepada 190 rumah sakit di Jakarta untuk melayani konsultasi virus corona.
Saat akan melockdown Jakarta pun langkah Anies dipersulit pemerintah pusat.
Anies lantas mengkritik kebijakan pemerintah pusat yang ragu-ragu dan tidak tegas.
"[Itu] seolah-olah kami mengusulkan proyek yang membutuhkan studi kelayakan," katanya kepada Jakarta Post.
“Tidak bisakah kementerian [kesehatan] melihat bahwa kita menghadapi peningkatan jumlah kematian? Apakah itu tidak cukup? " ucap Anies.
Baca Juga: Anies Baswedan Menikmati Bully-an, Jalan Politiknya Disebut Sosok Ini Makin Berkibar di Atas Angin
Kritikan-kritikan Anies seolah menjadi tamparan bagi Presiden Jokowi.
The Economist kemudian menulis, Mr Anies tampaknya telah memutuskan untuk mengambil posisi itu (oposisi) menggantikan Prabowo Subianto untuk pencalonan presiden mendatang.
Seperti diketahui, Anies sebelumnya pernah bekerja sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di kabinet Jokowi.