Sosok.ID - Gubernur DKI Jakarta meminta Kementerian Kesehatan RI untuk transparan terkait data-data pasien positif Covid-19.
Anies menyampaikannya dalam kesempatan wawancara bersama media Australia The Sydney Morning Herald dan The Age.
Menurut dia, transparansi data dapat membuat masyarakat lebih waspada terhadap penyebaran Covid-19.
Kendati demikian, sejak awal, Kemenkes tidak pernah transparan dalam membeberkan data pasien positif Covid-19 karena tidak ingin membuat masyarakat panik.
Adapun, Anies mengaku sejak Januari hingga Februari 2020, Pemprov DKI Jakarta telah mendeteksi adanya kasus Covid-19 di Jakarta.
Namun, hasil yang disampaikan Kemenkes RI berbanding terbalik dengan laporan pemantauan Pemprov DKI.
Pasalnya, kala itu, Kemenkes RI mengumumkan belum ditemukan adanya kasus Covid-19 di Jakarta.
"Menurut kami, bersikap transparan dan menginformasikan (kepada masyarakat) mengenai apa yang harus dilakukan adalah cara memberikan rasa aman. Namun, Kementerian Kesehatan mempunyai pandangan berbeda, (Kemenkes menilai) transparan akan membuat (masyarakat) panik," kata Anies dalam artikel The Sydney Morning Herald yang terbit pada 7 Mei lalu.

Tren penambahan kasus Covid-19 harian di Jakarta. Data dari tanggal 27 Maret hingga 12 Mei 2020. Terlihat pada grafik, pergerakan data masih belum stabil, kadang melonjak tinggi, keesokan harinya bisa langsung turun drastis.