Follow Us

Ajak Teman-temannya yang Masih Bau Kencur Lakukan Aksi Protes, Bocah Ingusan Ini Langsung Dijatuhi Hukuman Mati oleh Negaranya

Dwi Nur Mashitoh - Sabtu, 06 Juni 2020 | 19:42
Murtaja Qureiris
vistazo.com

Murtaja Qureiris

Dia bepergian dengan keluarganya ke Bahrain ketika dia ditahan oleh otoritas perbatasan Saudi di jalan lintas Raja Fahd yang menghubungkan kedua negara.

Pada saat itu, ia dianggap oleh pengacara dan aktivis sebagai tahanan politik termuda di Arab Saudi .

Sekarang, pada usia 18 tahun, Qureiris akan menghadapi hukuman mati setelah ditahan selama hampir empat tahun dalam penahanan pra-sidang.

Baca Juga: Merasa Sangat Bangga Bisa Melakukan Pekerjaan Tuhan, Algojo Ini Ungkap Kehidupan Layak yang Dijamin oleh Arab Saudi untuk Seorang Pemenggal Kepala Sepertinya

Bukan hanya dengan dipancung, jaksa penuntut umum memerintahkan agar jasad Qureiris disalib dan dimutilasi, sebagai bentuk hukuman paling berat.

Negara ini memiliki salah satu tingkat eksekusi tertinggi di dunia, dan sering dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia karena mengeksekusi orang-orang yang di bawah umur pada saat melakukan kejahatan.

Usia pertanggungjawaban pidana di Arab Saudi sebetulnya tidak jelas, tetapi pada tahun 2006 kerajaan mengatakan kepada Komite Hak Anak bahwa mereka telah menaikkan batas menjadi 12 tahun.

Qureiris akan menghadapi hukuman mati paling berat
CNN

Qureiris akan menghadapi hukuman mati paling berat

Dalam perkembangan kasusnya, Qureris mendapat banyak tuduhan, ia didakwa ikut merancang dan melempar bom molotov ke kantor polisi di Awamiya pada 2011 ketika iring-iringan pemakaman kakaknya yang seorang aktivis, Ali Qureiris.

Baca Juga: Mantan Komandan Tertinggi NATO Bongkar Alasan Tiongkok Anggap Laut China Selatan Sebagai Danau Pribadi Hingga Siap Perang Untuk Merebutnya: Selalu Bersulang Untuk Ini!

Ali meninggal pada 2011, disebutkan telah dibunuh oleh aparat Saudi ketika melakukan aksi demo.

Murtaja Qureiris berusia 11 ketika saudaranya meninggal mengambil bagian dalam protes yang digambarkan kerajaan sebagai kekerasan.

Source : intisari online

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest