Debry dan para rekan dokter mengakui, sikap masyarakat yang acuh dan masih bergerombol membuat medis lelah.
Baca Juga: Indonesia Tunjukkan Gejala Positif Corona yang Aneh, Ilmuwan Dunia sampai Heran
Terlebih saat transportasi mulai dijalankan, orang-orang mulai kembali berbondong-bondong memenuhi bandara.
"Kalau melihat kasus kemarin kan maksudnya banyak ucul-uculan di bandara, di beberapa tempat lain tidak patuh PSBB, tentu sebagai manusia perasaan kami capek sih," ujar Debry.
Terlebih, dengan mata kepala sendiri Debry melihat dan mengalami, banyak tenaga medis, petugas keamanan, dan orang-orang yang terpaksa tidak pulang berhari-hari sekalipun ingin.
Sebagai seorang dokter relawan, Debry juga ingin bertemu keluarga, kendati ia tak bisa melakukannya.
"Kita terus terang saya sifatnya kan relawan dan juga banyak TNI dan Polri juga kami sudah berhari-hari kalau saya bahkan dua bulan enggak pulang ke rumah meninggalkan apa yang sudah ada di rumah, meninggalkan pekerjaan, meninggalkan semua kenyamanan," ujarnya.
Berulang-ulang dokter Debry mengatakan, mereka hanya akan fokus bekerja.
Ia pun berterima kasih kepada masyarakat yang mau mengerti kondisi pandemi ini.
"Banyak temen-temen yang harus menunda serangkaian acara-acara penting seperti pernikahan, hajatan-hajatan lain hanya karena untuk mematuhi PSBB itu," katanya.