Dari 640.000 data yang bocor, diperkirakan terdiri dari satu kasus, lapor Mail Online.
Angka tersebut bisa jauh lebih tinggi karena beberapa dari daftar yang masuk mencatat lebih dari satu kasus.
Baca Juga: Musuh China Semakin Banyak, Kini Jepang Kirimkan Kawat Diplomatik ke Beijing Berisi Protes Keras
Tapi angka itu juga bisa menjadi lebih rendah mengingat metodologi yang digunakan tidak jelas.
Selain itu, ada pula kasus yang dihitung beberapa kali.
Bulan lalu, Amerika Serikat (AS) menuding China telah menutupi jumlah kasus dan korban virus corona yang sesungguhnya.
Pejabat AS mengklaim kesimpulan dari laporan Gedung Putih menyatakan bahwa angka yang dilaporkan secara resmi oleh China itu palsu.
Saat ditanya soal angka kematian virus corona di AS, yang kini mencapai lebih dari 87 ribu, Presiden Donald Trump mengatakan :
"Apakah Anda berpikir telah mengetahui angka sesungguhnya dari beberapa negara itu?"
"Apakah Anda percaya angka-angka dari negara besar yang bernama China ini?"
"Memang mereka memiliki sejumlah kasus dan kematian."