Follow Us

Harga Minyak Arab Saudi Anjlok, Negeri Raja Salman Diambang Krisis Moneter

Seto Ajinugroho - Sabtu, 16 Mei 2020 | 09:00
Harga Minyak Arab Saudi Anjlok, Negeri Raja Salman Diambang Krisis Moneter
Saudi Press Agency

Harga Minyak Arab Saudi Anjlok, Negeri Raja Salman Diambang Krisis Moneter

Meski demikian, ada beberapa tantangan serius untuk Arab Saudi seperti:

Ekonomi

Pengumuman pengetatan pengeluaran minggu ini mungkin tidak menyenangkan bagi banyak warga Arab Saudi, yang sebenarnya menanti masa depan yang lebih cerah di bawah rencana ambisius pemerintah untuk mendiversifikasi ekonominya dan tak lagi bergantung pada minyak.

Bahkan menteri keuangan Arab menyebut kebijakan baru ini "menyakitkan."

Pemerintah berencana menghemat 26 miliar dolar AS namun kerusakan akibat virus Covid-19 dan anjloknya harga minyak disebut telah merugikan bank sentral Arab Saudi dengan jumlah yang serupa pada bulan Maret saja.

Defisit anggaran Arab pada kuartal pertama tahun ini sebesar 9 miliar dolar AS. Ini bukan pertama kalinya Arab Saudi berhemat.

Baca Juga: Dikira Vampir, Wanita 51 Tahun Ini Sering Buat Orang Salah Paham Gegara Wajahnya yang Menolak Tua, Kerap Dikira Kakak dari Putrinya karena Kelewat Awet Muda

Pada Mei 1998 saya menghadiri pertemuan GCC di Abu Dhabi di mana Putra Mahkota saat itu, Abdullah, memberi peringatan keras pada rekan sesama pemimpin negara-negara Teluk Arab.

"Harga minyak sekarang 9 dolar AS per barel," katanya. "Ini bukan saatnya bersenang-senang. Harga ini tidak akan menguat. Ini saatnya kita mengencangkan ikat pinggang."

Harga minyak justru menguat ke lebih dari 100 dolar AS per barel, tapi setelah pemerintah membekukan perekrutan tenaga kerja dan mengerem proyek-proyek konstruksi di seluruh bagian Arab Saudi.

Kali ini masalahnya mungkin lebih serius. Virus corona dan anjloknya harga minyak telah merusak rencana proyek-proyek di Arab Saudi, membuat banyak orang mempertanyakan apakah program Vision 2030 yang digaungkan putra mahkota masih bisa tercapai.

Vision 2030 bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Arab Saudi atas minyak dan tenaga kerja ekspat, dan memiliki program utama membangun kota futuristik senilai 500 miliar dolar AS di tengah gurun pasir bernama NEOM.

Source : Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest