Padahal liriknya sendiri ditulis menggunakan bahasa Jawa yang hanya dimengerti oleh sebagian masyarakat di Indonesia.
Setidaknya begitulah yang dikatakan oleh Hanindha Cholandha (27).
Pria asal Solo itu mengaku pertama kali mengenal lagu Stasiun Balapan saat masih tinggal di Jakarta.
"Waktu lagu Stasiun Balapan rilis tahun 1998, saya tidak di Solo, tapi di Jakarta, yang mengenalkan ART saya," ungkapnya, seperti dikutip Sosok.ID dari Tribunnews.
Karena lagu itu, ujar Hanindha, Didi Kempot mampu memperkenalkan Kota Solo ke orang lain.
"Jadi secara tidak langsung Pakde (Didi Kempot) memperkenalkan Solo kepada orang yang nggak tau Solo meskipun hanya mengenalkan tempat, yakni Stasiun Balapan," ujarnya.
Untuk itu, ia berinisiatif membuat petisi pendirian patung atau memorabilia Didi Kempot di Stasiun Balapan.
Sejak petisi itu dibuat pada Selasa, sudah ada lebih dari 22 ribu orang yang menandatangani di laman change.org.
Adapun, petisi itu ditujukan kepada PT KAI, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Hingga berita ini ditulis pada Minggu (10/5/2020), sudah ada 22.183 tanda tangan.