Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Jika BI Nekat Cetak Uang Rp 4.000 Triliun untuk Selamatkan Warga dari Corona, Indonesia Justru Bakal Makin Sengsara

Rifka Amalia - Jumat, 08 Mei 2020 | 14:30
Ilustrasi rupiah dan dolar
kompas.com

Ilustrasi rupiah dan dolar

Pria yang pernah berkarir di Goldman Sachs ini menepis kekhawatiran adanya moral hazard dalam kebijakan cetak uang.

Dia menganggap bahwa itu adalah alternatif paling mungkin untuk mencapai likuiditas.

Baca Juga: Kabar Gembira! Tagihan Kartu Kredit BNI Beri Keringanan Selama Pandemi Corona, Mulai dari Bunga hingga Denda Keterlambatan dan Hal Lainnya

Kendati demikian, BI memberi indikasi tak akan mencetak uang tambahan utuk menambah dana atau likuiditas perbankan maupun untuk menambal defisit anggaran pemerintah.

Sebab hal itu akan menyebabkan inflasi gila-gilaan yang kedepannya justru bakal menyengsarakan rakyat.

Ilustrasi inflasi
centralfutures.com

Ilustrasi inflasi

Cetak uang yang tak dapat dikendalikan akan membuat nilai tukar rupiah makin berkurang, dan menyebabkan harga-harga melambung tinggi.

Hal ini menjadi lebih parah karena permintaan produksi barang/jasa makin rendah, sehingga memicu situasi krisis yang makin mengerikan.

Baca Juga: Sebagian Nasabah BRI Sumringah, Uang Tunai Rp 600 Ribu Tiba-tiba Ditransfer ke Nomor Rekening Masing-masing

Nilai tukar Anjlok

Nilai tukar mata uang asing, dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar.

Jika peredaran rupiah makin bertambah, maka nilai kurs Internasional bakal makin turun.

Source :Kontan.co.id

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x