Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Jika BI Nekat Cetak Uang Rp 4.000 Triliun untuk Selamatkan Warga dari Corona, Indonesia Justru Bakal Makin Sengsara

Rifka Amalia - Jumat, 08 Mei 2020 | 14:30
Ilustrasi rupiah dan dolar
kompas.com

Ilustrasi rupiah dan dolar

Terlebih, rupiah tak sama seperti dollar AS dan yen Jepang yang diterima di dunia.

Berkaca dari Zimbabwe, negara itu bahkan pernah mengalami hiperindlasi karena mata uang yang hampir tak bernilai untuk membeli kurs asing.

Baca Juga: Bakal Aktif Berkantor di Washington Maret 2020, Indonesia Layak Berbangga Atas Kompetensi dan Prestasi Sosok Satu Ini!

Inflasi di Zimbabwe bahkan pernah menyentuh angka 231 juta persen pada tahun 2008, menyebabkan adanya redenominasi mata uang dengan menghilangkan 10 angka nol dari 10 miliar dolar Zimbabwe menjadi 1 dolar Zimbabwe

Utang membengkak, PHK besar-besaran

Cetak uang secara berlebihan juga meningkatkan risiko utang luar negeri naik tajam.

Ini merupakan efek domino dari anjloknya nilai tukar rupiah terhadap kurs asing.

Makin rupiah tak berarti di mata internasional, maka utang negara akan otomatis membengkak.

Baca Juga: Luar Biasa! Seorang Pria Asal Majalengka Nekat Retas Mesin ATM Hingga Rp 17 Miliar untuk Dirikan Perusahaan

Sebagai mata uang yang tak diakui secara internasional, rupiah tidak dapat sekonyong-konyong dicetak tanpa pertimbangan.

Beberdarnya jumlah uang yang terlalu banyak juga mengakibatkan daya beli masyarakat anjlok.

Mengakibatkan adanya PHK karyawan besar-besaran, karena banyak perusahaan yang menurunkan dan menahan produksi barang/jasa.

Source :Kontan.co.id

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x