Sosok.ID - Presiden, dalam tugas sehari-harinya membutuhkan mobilitas tinggi.
Mobilitas itu harus didukung dengan perangkat memadai termasuk sarana transportasi.
Sebagai contoh presiden Indonesia Jokowi yang kerap hilir mudik melaksanakan tugas kenegaraan baik didalam dan luar negeri.
Dalam melaksanakan tugas itulah presiden Jokowi dibekali pesawat kepresidenan seharga Rp 840 miliar agar mobilitasnya tetap lancar.
Mahal? memang. Tapi biaya itu belum seberapa jika menilik harga pesawat kepresidenan Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal sebagai Air Force One.
Mengutip Defense News, Rabu (6/5/2020) manufaktur pesawat dunia, Boeing, harus merogoh kocek lebih dalam untuk membiayai pembuatan pesawat Air Force One baru untuk presiden AS.
Boeing harus mengeluarkan dana tambahan senilai 168 juta dolar AS atau setara Rp 2,5 triliun untuk membuat Air Force One generasi terbaru.
Pembuatan pesawat ini sendiri sejatinya sudah dimulai sejak Februari 2020 lalu di fasilitas Boeing, San Antonio, Texas.
Pembengkakan biaya ini disinyalir dari resesi global akibat virus corona.
Meski demikian, Chief Financial Officer Boeing Greg Smith pada Jumat 1 Mei 2020 mengatakan program pembuatan Air Force One baru ini tetap akan sesuai jadwal yang akan rampung pada 2024.
Lantas apa yang membuat Boeing harus merogoh kocek senilai Rp 2,5 triliun lebih?
Ini karena Boeing bakal memotong bagian kulit luar pesawat Air Force One untuk diganti dengan 'superpanel' yang dirancang khusus.
Air Force One ini sendiri merupakan jenis pesawat Boeing 747 namun 'diwajib militerkan' dan diberi kode VC-25 khusus untuk presiden AS.
Terlebih pada Air Force One dibenamkan berbagai macam sistem terkini baik komunikasi, fasilitas medis hingga panel komando yang memungkinkan presiden AS menjalankan roda pemerintahan serta pergerakan militer dari dalam pesawat saat terbang.
Termasuk sistem kendali rudal nuklir juga disematkan ke Air Force One.
Walau pembuatan ini tetap berjalan, Boeing dengan terpaksa harus merumahkan 16 ribu karyawannya jarena krisis finansial gegara corona.
"Pengurangan dalam tingkat produksi kami dan dampak berkelanjutan COVID-19 pada bisnis memaksa kami untuk mengurangi tenaga kerja. Saya minta maaf karena saya harus menyampaikan kabar inii, tetapi saya ingin Anda mendengarnya dari saya dulu," kata CEO Boeing David Calhoun.
"Kami telah mulai mengambil tindakan untuk menurunkan jumlah karyawan kami sekitar 10% melalui skema PHK," tambahnya.
Jika nantinya sudah jadi, Air Force One bakal menjadi pesawat kepresidenan paling mewah di dunia. (Seto Aji/Sosok.ID)