Sosok.ID - Pada Kamis 20 April 2020 lalu, Komando Teater Selatan The People's Liberation Army/ PLA China melakukan pengusiran terhadap kapal Destroyer milik US Navy yakni USS Barry.
Pengusiran yang dilakukan militer China tersebut dilakukan di gugus kepulauan Paracel.
Lu Huamin yang merupakan jubir Komando Teater Selatan PLA China mengatakan jikahal ini sengaja dilakukan militer negaranya karena USS Barry dianggap provokatif.
"Tindakan provokatif dari pihak Amerika Serikat (AS) telah secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan nasional China, serta sengaja meningkatkan risiko keamanan regional dan dapat dengan mudah memicu insiden buruk yang tidak terduga," ujar Li Huamin seperti dikutip dari SCMP.
"Freedom of Navigation (FONOP) USS Barry yang selama ini didengungkan US Navy tak sesuai dengan situasi saat ini ketika dunia memerangi pandemi corona apalagi perdamaian dan stabilitas regional," tambahnya.
Tindakan China ini memantik kemarahan AS yang dengan segera mengambil langkah-langkah strategis guna membalas tindakan negeri Tirai Bambu.
Mengutip airforce-technology.com, Sabtu (2/5/2020) AU AS merespon dengan menerbangkan dua unit pembom nuklir jarak jauh mereka, B-1B Lancer ke Laut China Selatan (LCS).
Dua B-1B Lancer tersebut yang berasal dari Skadron 28th Bomb Wing yang bermarkas di Ellsworth Air Force Base, South Dakota, terbang selama 32 jam bolak-balik untuk menantang China di LCS.
Dalam keterangan resminya, AU AS menyatakan penerbangan ini merupakan misi gabungan di tubuh militer AS yakni US Indo-Pacific Command and US Strategic Command (USSTRATCOM).
"Operasi ini menunjukkan model sinergi angkatan udara AS yang dinamis sejalan dengan tujuan Strategis Pertahanan Nasional yang dapat diprediksi dengan kehadiran pesawat pembom yang terus-menerus, yang menjamin keamanan sekutu dan mitra AS."