Sosok.ID - Virus Corona yang bermula di Wuhan pada bulan Desember tahun lalu telah menyebar hampir ke seluruh Indonesia.
Persebaran virus corona dan tingkat kematian yang bisa dibilang cukup tinggi menjadi perhatian serius banyak negara.
Bahkan negara-negara dengan sistem kesehatan dan perekonomian cukup kuat pun dibuat kewalahan oleh virus tersebut.
Tercatat beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Italia, Perancis, hingga Spanyol pun tak luput dari serangan cepat virus corona tersebut.
Pandemi ini pun membuat perekonomian banyak negara kini menurun drastis.
Termasuk Indonesia yang terkena imbas dari virus corona, baik di sektor ekonomi maupun kesehatan.
Beberapa waktu yang lalu ada sejumlah perusahaan yang telah merumahkan sejumlah karyawannya lantaran menurunnya pendapatan cukup drastis.
Hal itu terjadi lantaran imbas dari covid-19 yang telah menyebar di Indonesia.
Menanggapi krisis yang telah berada di depan mata itupun pemerintah telah menyiapkan berbagai macam skenario termasuk stimulus untuk mencegah krisis.
Namun ternyata upaya dari pemerintah tersebut dirasa masih kurang dan hanya menjadi penghalang sementara krisis yang telah di depan mata.
Mantan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan baru-baru ini mengemukanan pendapatnya dalam upaya memberikan usulan bagi pemerintah.
Usulan tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya krisis di tengah masyarakat lantaran dampak pandemi covid-19.
Melansir dari Kompas.com, Gita Wirjawan mengungkap usulannya ini ditujukan pada Bank Indonesia (BI) untuk segara mencetak uang.
Tak main-main, Gita menyarankan pada BI untuk mencetak uang sebanyak Rp 4.000 Triliun.
Hal itu dimaksudkannya untuk mengatasi persoalan ekonomi karena dampak virus corona yang telah ditetapkan sebagai pandemi.
Ia pun berpendapat, dengan mencetak uang sebayak itu tidak akan menimbulkan inflasi di dalam negeri.
Sebab menurutnya, uang yang dicetak tersebut akan langsung disalurkan pada masyarakat untuk bisa menjamin kebutuhan dasar mereka.
Bukan untuk meningkatkan gaya hidup.
"Uang tersebut tidak hanya digunakan untuk memberi stimulus pada mereka yang kehilangan pendapatan, tapi juga untuk restrukturisasi penyelamatan sektor riil dan UMKM," ujarnya melalui keterangan tertulis yangdikutip dariKompas.com, Jumat (1/5/2020).
Usulannya ini disampaikan dalam diskusi bertema "Menyelamatkan Sektor Rill dan UMKM dari Pandemi" bersama Yayasan Rekat Anak Bangsa. Jumat.
Baca Juga: Masa Lalunya Dirasa Kelam, Artis Ini Buka Suara Pernah Hampir 2 Kali Bunuh Diri
Ketakutan akan melemahnya mata uang rupiah di mata dunia pun dipandang Gita bukan persoalan penting untuk saat ini.
Sebab menurutnya, banyak negara kini telah melakukan kebijakan mencetak uang seperti apa yang ia usulkan.
Hal itu dimaksudkan negara-negara tersebut untuk mencukupi kebutuhan ekonomi di negara yang bersangkuta.
Ia pun menambahkan, apabila usulannya ini diterima dan dilaksanakan, kunci penting agar pencetakan uang secara masif ini tidak sia-sia adalah di penyaluran uang tersebut.
Uang yang dicetak itu harus segera disalurkan ke masyarakat.
Dengan memperketat kordinasi pusat dan daerah dalam menentukan kanalisasi penyaluran bantuan menjadi pokok kunci utama kesuksesan menjalankan kebijakan tersebut.
Gita menambahkan bahwa kebijakan pencetakan uang dari BI menurutnya sbeagai satu-satunya alternatif untuk mencapai likuiditas yang dibutuhkan negara saat ini.
"Harus ada kebijakan tidak biasa yang harus diambil pemerintah, yakni pencetakan uang. Meski diakui bertentangan dengan apa yang diajarkan selama ini," ujarnya.
Sebab stimulus yang telah berikan pemerintah saat ini dirasanya masih kurang lantaran masih terdapat kasus mengenai masyarakat yang kesusahan lantaran tak mendapatkan bantuan yang telah disalurkan pemerintah.
Melansir dari Tribunnews.com, Gita yang tak lagi menjabat sebagai Menteri Perdagangan kini menduduki kursi jabataan sebagai Wakil Ketua Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
Namun selebihnya, Gita mengapresiasi langkah pemerintah untuk menyelamatkan ekonomi nasional yang kini terdampak covid-19 ini. (*)