Follow Us

Keliling Kampung-kampung Bawa Peti Mati, Bupati di Sulawesi Utara Sukses Sosialisasikan Penanganan Covid-19: Inilah Jubir Corona Terbaik

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Minggu, 19 April 2020 | 09:35
Keliling Kampung-kampung Bawa Peti Mati, Bupati di Sulawesi Utara Sukses Sosialisasikan Penanganan Covid-19: Inilah Jubir Corona Terbaik
Tangkapan layar Twitter

Keliling Kampung-kampung Bawa Peti Mati, Bupati di Sulawesi Utara Sukses Sosialisasikan Penanganan Covid-19: Inilah Jubir Corona Terbaik

Hingga pukul 21.06 Wita, video berdurasi 2 menit 30 detik itu sudah di-retweet 2.169 kali, disukai 3.736 kali, dan 45.000 kali tayang.

"Rakyat Boltim, tinggal di rumah atau tinggal di rumah sakit atau tinggal di peti atau tinggal kenangan. Cuma tiga pilihan. Kalau sabar tinggal di rumah satu bulan ini torang (kita) aman dari corona. Tapi, kalau tidak sabar kase tunjung jago (so jagoan) berarti mo tinggal di rumah sakit," demikian sepenggal petikan video Sehan Lanjdjar.

Menurut Sehan, sosialisasi tidak boleh membuat rakyat tegang.

Baca Juga: Tak Digubris Saat Beri Peringatan Soal Wabah Virus Corona, Peneliti dari Wuhan Ini Malah Dipaksa Tutup Mulut oleh Bosnya Saat Hendak Beberkan Penyebab Covid-19

"Sosialiasi dengan gaya saya sendiri. Jadi, masyarakat lebih rilekslah," sebutnya. Dalam sosialisasinya, Bupati Boltim itu juga membawa peti mati.

"Sengaja saya bawa peti mati, sebagai isyarat bahwa Covid-19 jenis virus lemah tapi kejam. Karena waktunya hanya 14 hari dia lemah, tapi cukup agresif," ujar Sehan.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sulut ini menjelaskan, dengan sosialiasi yang ia lakukan, masyarakat akan makin waspada dan disiplin.

" Sosialisasi dengan gaya saya ini mendapat respek. Masyarakat Boltim merespons dengan baik. Orang luar saja respons, tentunya masyarakat saya juga respons," tutur Sehan.

Baca Juga: Miris, Dinyatakan Sembuh Dari Corona, Pasien di Lumajang Justru Meninggal Saat Lakukan Karantina Mandiri, Begini Penjelasannya!

Dia mengatakan, sosialisasi yang dilakukan terbukti sangat berdampak mencegah Covid-19.

"Alhamdulillah, sampai sekarang belum ada kasus di Boltim," ungkapnya.

Sehan menyebutkan, ada warga yang ODP, tetapi itu anak-anak dari Boltim yang kuliah di luar daerah, seperti Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Makassar, dan Manado.

Source : Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest